Selasa, 23 September 2008

WACANA POLITIK TERKINI

Harun Rahim dan Ramlli Majid Mengklaim

dukungan dari etnis Tolaki- Mekongga ?

Calon Bupati Kolaka yang diusung oleh Partai Demokrat dan Partai Bulan Bintang yakni Harun Rahim dan Ramli Majid yang diakronimkan dengan (HARUM) ini memiliki potensi dukungan masyarakat yang cukup signifikan untuk memenangkan putaran Pilkada Kolaka 2008-2013. Pasalnya, figure Harun Rahim sudah cukup dikenal di kalangan masyarakat Kolaka, baik di lingkup birokrat maupun dikalangan masyarakat secara umum.Harun Rahim, sebelumnya adalah mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum, jabatan ini dijabatnya selama 15 tahun, lalu ia terpilih menjadi Wakil Bupati Kolaka mendampingi Buhari Matta selama 5 tahun.Dengan demikian ia tak diragukan lagi dari sisi popularitasnya sebagai calon Bupati Kolaka. Semasa menjabat Wakil Bupati Kolaka kendati ia tak banyak melakukan maneuver lewat kebijakannya namun ia telah berbuat sesuai dengan kapasitasnya sebagai wakil bupati Kolaka.Salah satu yang menjadi catatan dalam perjalanannya mendampingi Buhari Matta adalah hadirnya investor kelas kakap yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit PT Damai Jaya Lestari (DJL) dari Parapat, Medan, yang telah menggarap lahan ribuan hektar di dua kecamatan Tanggetada dan Watubangga. Tak hanya menggarap lahan perkebunan, usahanya mulai merambah ke sector perdagangan dengan membangun pusat grosir yang diperkirakan ukurannya terbesar di kawasan Indonesia timur, letaknya bersebelahan dengan Pasar Raya Mekongga. Sejak kehadirannya perusahaan ini telah membawa perubahan bagi masyarakat di sekitarnya utamanya dalam penyerapan tenaga kerja yang cukup besar. Dari sisi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kolaka tentunya membawa pengaruh yangn cukup besar termasuk pendapatan aslli daerah akan diuntungkan dengan masuknya investor ini.

Kiprah Harun Rahim sebagai wakil bupati memang tak dapat dipungkiri beberapa item kegiatan yang dianggap sebuah keberhasilan.Namun perjalanan Harun Rahim yang mendampingi Buhari Matta ini tak berlangsung lama keharmonisannya, dalam kurun waktu dua tahun.Terlihat adanya disharmonisasi kewenangan dalam pelaksanaan program kerja Bupati Kolaka. Harun tampaknya tidak lagi sepenuh hati mendukkung program kerja yang dicanangkan Buhari Matta yakni Gerbangkaster dan Demogerbangmastra,hal ini terlihat dari beberapa statemen Harun Rahim yang menganggap program pembangunan yang dikemas dengan Demogerbangmastra hanya sebagai program yang tidak memiliki sasaran yang jelas kepada masyarakat Kolaka.Dari beberapa statemen Harun Rahim yang tak sempat dipublikasikan di media cetak , nampaknya Harun Rahim memendam kekecewaan dalam pengambilan kpeutusan yang dilakukan Buhari Matta tanpa pernah melibatkan wakilnya, termasuk dalam penempatan pejabat strategis di lingkup Pemerintah Kabupaten Kolaka, mutasi pejabat dilakukan tidak melibatkan Harun Rahim, bahkan orang-orang dekat Harun Rahim terdepat dengan kebijakan Buhari Matta.

Puncaknya ketika adik Harun Rahim yang menjabat sebagai camat uluiwoi harus dicopot, lalu kemudian ditempatkan di Dinas Dikmudora dengan jabatan sebagai Kepala Tata Usaha, lalau kemudian dicopot kembali.Karena dianggap tidak menguntungkan secara politis jika jabatan ini masih dijabat oleh Haris Rahim.Dan yang lebih tajam perseteruan politik Buhari Matta dengan Harun Rahim adalah dengan mencuatnya kasus Pulau Lemo, disinyalir beberapa aktvis LSM di Kolaka didanani oleh Harun Rahim untuk melakukan aksi unjuk rasa menentang kebijakan yang memberikan izin KP kepada PT Cinta Jaya di Pulau Lemo tersebut, aksi unjuk rasa ini tak hanya dilakukan sekali oleh LSM Fomrad namun terjadi berulang-ulang kali dihalaman gedung Parlemen Kolaka. Bahkan nyaris terjadi perkelahian antar massa pendukung Buhari Matta dengan aktivis LSM yang menolak kebijakan Buhari Matta di Pulau Lemo.

Harun Rahim Terdzalimi secara politik

Jika dilihat kinerjanya sebagai wakil bupati Kolaka pada waktu itu, sesungguhnya ia tak terlalu menonjol lantaran ia mengakui adanya keterbatasan kewenangan yang diberikan sebagai wakil bupati,salah salah satunya adalah peran pengawasan pembangunan yang diberikan kepadanya hingga hari ini tak banyak persoalan yang dihadapi, baik dalam pengawasan proyek APBD maupun APBN.Tak ada temuan penyimpangan proyek yang ditemukan dalam setiap kali melakukan kunjungan ke lapangan melalui sidak (inspeksi mendadak).

Keinginan Harun Rahim untuk menjadi orang nomor satu di Kolaka dapat terbaca sejak ia menjadi Ketua Partai Demokrat. Dengan pertimbangan yang matang dan kalkulasi politik akhirnya Partai Demokrat mematoknya sebagai calon tunggal untuk menjadi calon Bupati Kolaka dari Partai yang mengantarkan Dr. H. Soesilo Bambang Yudoyono menjadi Presiden Republik Indonesia yang keenam. Sebagai birokrat yang telah memahami permainan politik, Harun Rahim nampaknya telah memantapkan dirinya untuk maju sebagai pesaing Buhari Matta dan calon bupati Kolaka yang lainnya.

Sosok Harun Rahim memang mulai menguat sebagai calon Bupati Kolaka ketika mencuatnya aksi unjuk rasa menentang ekploitasi Pulau Lemo yang dilakukan oleh PT.Cinta Jaya yang belakangan diketahui sebagai penyandang dana Buhari Matta ketika suksesi Bupati Kolaka 2003 lalu.Pemilik perusahaan H.Yunus Kadir, inilah yang disebut-sebut sebagai donatur politik Buhari Matta. Bias negative dari aksi unjuk rasa yang dilakukan LSM Fomrad ini hingga kini menjadi komoditas yang luar biasa menjatuhkan citra Buhari Matta di mata masyarakat Kolaka. Selain itu, pemberitaan Buhari Matta tidak menguntungkan lagi, dan hal ini dimanfaatkan oleh Harun Rahim dengan mengeluarkan statemen yang menekan popularitas Buhari Matta,dan nampaknya maneuver politik yang dilakukan Harun Rahim ini sangat menguntungkan dirinya sebagai calon Bupati Kolaka hari ini.Pencitraan buruk Buhari Matta kini jadi kemasan isu politik dari pasangan Harun Rahim dengan Ramli Majid.

Yang pasti Harun Rahim sebagai calon Bupati Kolaka yang berpasangan dengan Ramli Majid yang juga anggota DPRD Kolaka memiliki peluang besar untuk memimpin Kolaka dengan mengandalkan dukungan masyarakat dari etnis Tolaki-Mekongga, dan kalangan birokrat yang putus asa setelah terdepak dengan kebijakan Buhari Matta, diprediksi nyaris 80 persen pegawai negeri sipil (PNS) di Pemkab Kolaka akan menjadi kantong suara riil Harun Rahim dengan gerakan pembunuhan karakter (character assassination) yang dilakukan oleh golongan putus asa dengan kebijakan Buhari Matta.Beberapa pejabat kepala dinas yang dinonjobkan Buhari Matta tentunya akan mendukung Harun Rahim.Meski hari ini tidak dilakukan secara terang-terangan namun dapat terlihat dengan adanya kelompok-kelompok yang secara diam-diam melakukan maneuver politik untuk melemahkan posisis Buhari Matta.

Teori politik dengan pencitraan pendzaliman kepada Harun Rahim dan kroninya dimasa kepemimpinan Buhari Matta nampaknya akan menjadikan posisi Harun Rahim semakin mendapat simpatik dari masyarakat Kolaka secara umum. Inilah yang terjadi dengan Harun Rahim, sehingga dengan mudah ia mendapatkan dukungan massa simpatissan murni yang tak perlu dibeli atau dibayar dengan uang. Kesamaan nasib dan sependeritaan yang dialami sejumlah pejabat dan pengusaha yang terdepak telah menyatukan tekad mereka untuk melakukan perubahan di Kabupaten Kolaka sekaligus mengambil alih kepempimpinan di Kolaka dengan jalan memenangkan pasangan Harun Rahim dan Ramli Majid.

Dari banyak catatan sejarah politik di Indonesia, ketika seorang tokoh politik atau calon pemimpin yang “diinjak” atau didzalimi oleh kekuasaan maka hasilnya adalah dialah yang akan menang dalam pemilihan pemimpin berikutnya.Kita bisa membaca sekaligus melihat perjalanan Presiden RI Megawati yang didzalimi oleh kekuasaan Orde Baru, akhirnya ia yang dipilih oleh rakyat untuk memimpin Negara ini.Kemudian Soesilo Bambang Yudhoyono yang didzalimi secara politik oleh Megawati, akhirnya juga mendapat simpati yang belebihan dari rakyat, sekarang ia masih menjabat sebagai Presiden RI.Jadi dapat dengan mudah diprediksi bahwa peran politik Harun Rahim hari ini yang dijalaninya cukup menguntungkan untuk memenangkan Pilkada Kolaka, meski dari beberapa poling dan survey LSI angka yang ditunjukkan responden untuk menjatuhkan pilihannya kepada Harun Rahim adalah masih 28 persen, Buhari Matta sebesar 32 persen. Namun hasil poling dan survey ini sejatinya masih akan terus berubah seiring dengan pergerakan politik yang dilakukan masing-masing calon Bupati Kolaka hari ini.

Meskipun demikian ada hal yang nampaknya perlu ditelaah kembali dari beberapa pernyataan politik yang telah dilakukan Harun Rahim selaku kandidat Bupati Kolaka bahwa jika ia terpilih nantinya kemudian dalam perjalanan waktu tiga tahun dinilai tak berhasil merealisasikan program kerja yang tertuang dalam visi dan misinya maka ia akan bersedia mundur. Pernyataan ini jika dicermati secara saksama, memiliki makna sebagai janji politik yang akan mengurangi nilai jual sekaligus posisi tawar dari HARUM kepada masyarakat Kolaka. Sebab dari pihak lawan politik HARUM tentunya akan dijadikan pernyataan yang akan melemahkan. Meskipun bagi pasangan ini pernyataan ini dianggap sebagai bentuk pertanggujawaban secara moral. Namun dalam konteks politik hari ini Kolaka dan melihat kultur masyarakat Kolaka pernyataan ini tidak dapat dijadikan komoditas politik untuk meraup perolehan suara serta dukungan.

Tidak ada komentar: