Selasa, 23 September 2008

Tulisan Lepasku



Rumahku Surga dan Rumah Mantan Bupati Kolaka

Rumah mantan Bupati Kolaka Drs.H.Adel Berty Msi yang pernah berkuasa selama dua periode kini tak lagi dihuni oleh pemiliknya.Dahulu sebelum kasus dugaan korupsi APBD 2003-2004 terbongkar di meja aparat hukum rumah ini terbilang bangunan yang cukup mewah di Kabupaten Kolaka.Terletak di pesisir pantai Kolaka.

Pemandangan di luar rumah ini terlihat tak begitu terawat lagi.Pagar yang kokoh kini telah dipenuhi tumbuhan rumput liar dan temboknya Nampak berlumut,pagar yang terbuat dari besinya pun mulai berkarat.

Di rumah inilah Adel Berty bersama keluarganya tinggal dan mengahabiskan waktunya dengan segala fasilitas yang serba berkecukupan.Termasuk beberapa unit mobil mewah terparkir dihalaman rumah ini. Namun kini rumah beserta fasilitas yang ada di dalamnya tak lagi berguna,bahkan beberapa kaca jendelanya telah hilang dicuri oleh orang.

Yang pasti rumah ini telah menjadi saksi sekaligus monummen yang tak pernah hilang dalam ingatan masyarakat Kolaka, bahwa kesalahan yang dilakukan mantan Adel Berty selaku penguasa di Kolaka yang didakwa melakukan tindak pidana korupsi uang Negara dapat menjadi pelajaran bagi pejabat Negara yang berkuasa.

Adel Berty sendiri harus menjalani hari-hari kelamnya di lembaga Pemasyarakatan Kolaka di Balandete bersama para narapida yang terkait masalah hukum di Kolaka Sementara keluarganya sendiri terpaksa harus mengontrak rumah di jalan masuk ke BTN Balandete Kolaka.

Disini Aku Menemukan Surga Kehidupan

Nampak halaman rumahku, bagi warga Kelurahan Watuliandu,Kecamatan Kolaka,Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara, tempat saya tinggal tak lagi asing, dan mudah untuk dikenali.Lantaran, satu-satunya rumah yang masih beratap rumbia dan berdindin papan lapuk dimakan usia.Kalau hujan disana-sini menetes air hujan.Bahkan kebanjiran jika hujan turun dengan derasnya.Tak jarang aku harus menguras air hujan yang meresap di balik tembok pondasi rumahku.

Meski demikian rumah yang aku tinggali bersama tiga anak,Ismul Aksan,Ahmad Alikar Mufli,Nurul Hasanah Assyahrah dan isteri saya Hasmia Hakim anak purnawiran TNI AD dan pejuang kemerdekaan RI ini tak membuat aku merasa risih dengan keadaanku sekarang.

Memang ada keinginan untuk merombak rumah peninggalan mertua itu, namun karena masih banyak kebutuhan yang lebih mendesak akhirnya niat itu urung terlaksana.Apalagi jika hanya mengandalkan gaji sebagai PNS dengan golongan yang masih rendah III/ a.

Aku sudah bermukim di rumah ini sejak aku menikah dengan bekas pacarku ini, yang terbilang cukup memahami kondisi keuangannku dan pekerjaan yang aku geluti saat ini.Sebenarnya rumah ini dapat saya rombak dengan cepat kemudian direnovasi namun saat ini rasa-rasanya belum dapat saya lakukan.Kecuali ada orang yang berbaik hati mau membantu mendanai perbaikan rumah yang damai bagiku,sekaligus surgaku.

Jika dibandingkan dengan rumah beberapa temanku di Kolaka, mereka pada umumnya masih ada yang jadi Kontraktor, alias masih tinggal di rumah kontrakan.Tapi ada juga yang rumahnya sedikit mewah.Jadi aku masih sedikit beruntung dapat tinggal di rumah peninggalan mertua tanpa harus pusing membayar uang kontrakannya.

Dirumah inilah aku merasakan nikmat kehidupan yang tak dapat di ukur dengan materi, tiga anak keturunan dan isteri yang cantik menurutku. Telah cukup untuk disyukuri karunia Tuhan kepadaku selama ini, termasuk reseki yang terus mengalir meski tidak sebanyak reski para pejabat dan pengusaha di Kolaka.

Lingkungan di Keluarah Watuliandu tempat tinggalku pun cukup bersahabat, anak saya Ismul Aksan sudah kelas III SD. Sekolahnyapun cukup dekat jaraknya dari rumah tempat tinggalnya, ditempuhnya dengan jalan kaki karena jaraknya hanya 500 meter saja. Di depan rumah berdiri bangunan kantor kelurahan Watuliandu, jadi kalau anda ingin melihat rumahku tak perlu kebingungan mencari alamatku, cukup jelas. Cukup katakan kepada panarik becak atau ojek “turunkan saya di depan kantor lurah Watuliandu ada bengkel di depannya’’ maka penarik becak atau ojek akan mengantarkan anda ke rumahku yang masih beratap rumbia.

Di dalam rumahku pun tak ada prabot yang mewah, hanya kursi tamu dan televisi ukuran 24 inci yang romote controlnya sudah rusak,vcd yang tak lagi dapat digunakan, dan kulkas yang dibeli dengan kredit lima tahun lalu,kondisinya masih bagus.Tak ada kamar tidur, yang ada hanya ruang yang disekat dengan dinding tripleks sebagai penghalang agar tak terlihat dari ruang tamu yang ukurannya sempit. Lantainya aku lapisi dengan karpet plastik agar terlihat bersih saja.(**)

WACANA POLITIK TERKINI

Harun Rahim dan Ramlli Majid Mengklaim

dukungan dari etnis Tolaki- Mekongga ?

Calon Bupati Kolaka yang diusung oleh Partai Demokrat dan Partai Bulan Bintang yakni Harun Rahim dan Ramli Majid yang diakronimkan dengan (HARUM) ini memiliki potensi dukungan masyarakat yang cukup signifikan untuk memenangkan putaran Pilkada Kolaka 2008-2013. Pasalnya, figure Harun Rahim sudah cukup dikenal di kalangan masyarakat Kolaka, baik di lingkup birokrat maupun dikalangan masyarakat secara umum.Harun Rahim, sebelumnya adalah mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum, jabatan ini dijabatnya selama 15 tahun, lalu ia terpilih menjadi Wakil Bupati Kolaka mendampingi Buhari Matta selama 5 tahun.Dengan demikian ia tak diragukan lagi dari sisi popularitasnya sebagai calon Bupati Kolaka. Semasa menjabat Wakil Bupati Kolaka kendati ia tak banyak melakukan maneuver lewat kebijakannya namun ia telah berbuat sesuai dengan kapasitasnya sebagai wakil bupati Kolaka.Salah satu yang menjadi catatan dalam perjalanannya mendampingi Buhari Matta adalah hadirnya investor kelas kakap yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit PT Damai Jaya Lestari (DJL) dari Parapat, Medan, yang telah menggarap lahan ribuan hektar di dua kecamatan Tanggetada dan Watubangga. Tak hanya menggarap lahan perkebunan, usahanya mulai merambah ke sector perdagangan dengan membangun pusat grosir yang diperkirakan ukurannya terbesar di kawasan Indonesia timur, letaknya bersebelahan dengan Pasar Raya Mekongga. Sejak kehadirannya perusahaan ini telah membawa perubahan bagi masyarakat di sekitarnya utamanya dalam penyerapan tenaga kerja yang cukup besar. Dari sisi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kolaka tentunya membawa pengaruh yangn cukup besar termasuk pendapatan aslli daerah akan diuntungkan dengan masuknya investor ini.

Kiprah Harun Rahim sebagai wakil bupati memang tak dapat dipungkiri beberapa item kegiatan yang dianggap sebuah keberhasilan.Namun perjalanan Harun Rahim yang mendampingi Buhari Matta ini tak berlangsung lama keharmonisannya, dalam kurun waktu dua tahun.Terlihat adanya disharmonisasi kewenangan dalam pelaksanaan program kerja Bupati Kolaka. Harun tampaknya tidak lagi sepenuh hati mendukkung program kerja yang dicanangkan Buhari Matta yakni Gerbangkaster dan Demogerbangmastra,hal ini terlihat dari beberapa statemen Harun Rahim yang menganggap program pembangunan yang dikemas dengan Demogerbangmastra hanya sebagai program yang tidak memiliki sasaran yang jelas kepada masyarakat Kolaka.Dari beberapa statemen Harun Rahim yang tak sempat dipublikasikan di media cetak , nampaknya Harun Rahim memendam kekecewaan dalam pengambilan kpeutusan yang dilakukan Buhari Matta tanpa pernah melibatkan wakilnya, termasuk dalam penempatan pejabat strategis di lingkup Pemerintah Kabupaten Kolaka, mutasi pejabat dilakukan tidak melibatkan Harun Rahim, bahkan orang-orang dekat Harun Rahim terdepat dengan kebijakan Buhari Matta.

Puncaknya ketika adik Harun Rahim yang menjabat sebagai camat uluiwoi harus dicopot, lalu kemudian ditempatkan di Dinas Dikmudora dengan jabatan sebagai Kepala Tata Usaha, lalau kemudian dicopot kembali.Karena dianggap tidak menguntungkan secara politis jika jabatan ini masih dijabat oleh Haris Rahim.Dan yang lebih tajam perseteruan politik Buhari Matta dengan Harun Rahim adalah dengan mencuatnya kasus Pulau Lemo, disinyalir beberapa aktvis LSM di Kolaka didanani oleh Harun Rahim untuk melakukan aksi unjuk rasa menentang kebijakan yang memberikan izin KP kepada PT Cinta Jaya di Pulau Lemo tersebut, aksi unjuk rasa ini tak hanya dilakukan sekali oleh LSM Fomrad namun terjadi berulang-ulang kali dihalaman gedung Parlemen Kolaka. Bahkan nyaris terjadi perkelahian antar massa pendukung Buhari Matta dengan aktivis LSM yang menolak kebijakan Buhari Matta di Pulau Lemo.

Harun Rahim Terdzalimi secara politik

Jika dilihat kinerjanya sebagai wakil bupati Kolaka pada waktu itu, sesungguhnya ia tak terlalu menonjol lantaran ia mengakui adanya keterbatasan kewenangan yang diberikan sebagai wakil bupati,salah salah satunya adalah peran pengawasan pembangunan yang diberikan kepadanya hingga hari ini tak banyak persoalan yang dihadapi, baik dalam pengawasan proyek APBD maupun APBN.Tak ada temuan penyimpangan proyek yang ditemukan dalam setiap kali melakukan kunjungan ke lapangan melalui sidak (inspeksi mendadak).

Keinginan Harun Rahim untuk menjadi orang nomor satu di Kolaka dapat terbaca sejak ia menjadi Ketua Partai Demokrat. Dengan pertimbangan yang matang dan kalkulasi politik akhirnya Partai Demokrat mematoknya sebagai calon tunggal untuk menjadi calon Bupati Kolaka dari Partai yang mengantarkan Dr. H. Soesilo Bambang Yudoyono menjadi Presiden Republik Indonesia yang keenam. Sebagai birokrat yang telah memahami permainan politik, Harun Rahim nampaknya telah memantapkan dirinya untuk maju sebagai pesaing Buhari Matta dan calon bupati Kolaka yang lainnya.

Sosok Harun Rahim memang mulai menguat sebagai calon Bupati Kolaka ketika mencuatnya aksi unjuk rasa menentang ekploitasi Pulau Lemo yang dilakukan oleh PT.Cinta Jaya yang belakangan diketahui sebagai penyandang dana Buhari Matta ketika suksesi Bupati Kolaka 2003 lalu.Pemilik perusahaan H.Yunus Kadir, inilah yang disebut-sebut sebagai donatur politik Buhari Matta. Bias negative dari aksi unjuk rasa yang dilakukan LSM Fomrad ini hingga kini menjadi komoditas yang luar biasa menjatuhkan citra Buhari Matta di mata masyarakat Kolaka. Selain itu, pemberitaan Buhari Matta tidak menguntungkan lagi, dan hal ini dimanfaatkan oleh Harun Rahim dengan mengeluarkan statemen yang menekan popularitas Buhari Matta,dan nampaknya maneuver politik yang dilakukan Harun Rahim ini sangat menguntungkan dirinya sebagai calon Bupati Kolaka hari ini.Pencitraan buruk Buhari Matta kini jadi kemasan isu politik dari pasangan Harun Rahim dengan Ramli Majid.

Yang pasti Harun Rahim sebagai calon Bupati Kolaka yang berpasangan dengan Ramli Majid yang juga anggota DPRD Kolaka memiliki peluang besar untuk memimpin Kolaka dengan mengandalkan dukungan masyarakat dari etnis Tolaki-Mekongga, dan kalangan birokrat yang putus asa setelah terdepak dengan kebijakan Buhari Matta, diprediksi nyaris 80 persen pegawai negeri sipil (PNS) di Pemkab Kolaka akan menjadi kantong suara riil Harun Rahim dengan gerakan pembunuhan karakter (character assassination) yang dilakukan oleh golongan putus asa dengan kebijakan Buhari Matta.Beberapa pejabat kepala dinas yang dinonjobkan Buhari Matta tentunya akan mendukung Harun Rahim.Meski hari ini tidak dilakukan secara terang-terangan namun dapat terlihat dengan adanya kelompok-kelompok yang secara diam-diam melakukan maneuver politik untuk melemahkan posisis Buhari Matta.

Teori politik dengan pencitraan pendzaliman kepada Harun Rahim dan kroninya dimasa kepemimpinan Buhari Matta nampaknya akan menjadikan posisi Harun Rahim semakin mendapat simpatik dari masyarakat Kolaka secara umum. Inilah yang terjadi dengan Harun Rahim, sehingga dengan mudah ia mendapatkan dukungan massa simpatissan murni yang tak perlu dibeli atau dibayar dengan uang. Kesamaan nasib dan sependeritaan yang dialami sejumlah pejabat dan pengusaha yang terdepak telah menyatukan tekad mereka untuk melakukan perubahan di Kabupaten Kolaka sekaligus mengambil alih kepempimpinan di Kolaka dengan jalan memenangkan pasangan Harun Rahim dan Ramli Majid.

Dari banyak catatan sejarah politik di Indonesia, ketika seorang tokoh politik atau calon pemimpin yang “diinjak” atau didzalimi oleh kekuasaan maka hasilnya adalah dialah yang akan menang dalam pemilihan pemimpin berikutnya.Kita bisa membaca sekaligus melihat perjalanan Presiden RI Megawati yang didzalimi oleh kekuasaan Orde Baru, akhirnya ia yang dipilih oleh rakyat untuk memimpin Negara ini.Kemudian Soesilo Bambang Yudhoyono yang didzalimi secara politik oleh Megawati, akhirnya juga mendapat simpati yang belebihan dari rakyat, sekarang ia masih menjabat sebagai Presiden RI.Jadi dapat dengan mudah diprediksi bahwa peran politik Harun Rahim hari ini yang dijalaninya cukup menguntungkan untuk memenangkan Pilkada Kolaka, meski dari beberapa poling dan survey LSI angka yang ditunjukkan responden untuk menjatuhkan pilihannya kepada Harun Rahim adalah masih 28 persen, Buhari Matta sebesar 32 persen. Namun hasil poling dan survey ini sejatinya masih akan terus berubah seiring dengan pergerakan politik yang dilakukan masing-masing calon Bupati Kolaka hari ini.

Meskipun demikian ada hal yang nampaknya perlu ditelaah kembali dari beberapa pernyataan politik yang telah dilakukan Harun Rahim selaku kandidat Bupati Kolaka bahwa jika ia terpilih nantinya kemudian dalam perjalanan waktu tiga tahun dinilai tak berhasil merealisasikan program kerja yang tertuang dalam visi dan misinya maka ia akan bersedia mundur. Pernyataan ini jika dicermati secara saksama, memiliki makna sebagai janji politik yang akan mengurangi nilai jual sekaligus posisi tawar dari HARUM kepada masyarakat Kolaka. Sebab dari pihak lawan politik HARUM tentunya akan dijadikan pernyataan yang akan melemahkan. Meskipun bagi pasangan ini pernyataan ini dianggap sebagai bentuk pertanggujawaban secara moral. Namun dalam konteks politik hari ini Kolaka dan melihat kultur masyarakat Kolaka pernyataan ini tidak dapat dijadikan komoditas politik untuk meraup perolehan suara serta dukungan.

WACANA POLITIK 2008

FOTO : Baliho Calon Bupati Kolaka Di Depan RSU Kolaka

Membaca Peta Politik PilkadaKolaka


Pasca mundurnya Buhari Matta-Harun Rahim sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kolaka,pemerintahan di Kabupaten Kolaka kini dijabat oleh, M Drs. Ali Nur,Msi yang seblumnnya jabatan Bupati Kolaka berada ditangan Sekretaris Kabupaten. Drs H. A. Syahrudin M. M.Si. Tentunya, roda pemerintahan di Kabupaten Kolaka sedikit mengalamai perubahan yang cukup signifikan dengan mundurnya Buhari Matta-Harun Rahim untuk mencalonkan kembali dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang dilaksanakan secara langsung dan untuk pertama kali di Kabupaten Kolaka. Dan tahapan pilkada telah memasuki tahapan penetapan nomor urut calon papasangan Bupati dan Cawabup Kolaka oleh KPUD Kolaka. Masing-masing No 1 Drs. H. Amir Badi, M.Si berpasangan dengan Letkol (pur) H. Halim Malhap sebagai pasangan dari calon perseorangan atau Independen, diikuti Drs. Sungguh Zakaria-Muchlis dengan nomor urut 4 , Sementara untuk pasangan yang diusung dari Partai Politik, adalah Buhari Matta-Amir Sahaka dengan nomor urut 2 pasangan ini diusung oleh 14 koalisi partai itu adalah PPP,PKB,PDIP,PPRN,PKPI,PNBK,Hanura,PAN,PBR,PKS, kemudian pasangan Harun Rahim yang berpasangan dengan Ramli Madjid diusung oleh Partai Demokrat,Partai Bulan Bintang dan Partai Pelpor, dengan nomor Urut 3 dan Firdaus Tahrir berpasangan dengan H.Djalil diusung oleh Partai Golongan Karya dengan nomor urut 5. Ada lima pasang calon Bupati dan Cawabup Kolaka yang akan maju dalam pilkada langsung yang akan digelar bulan oktober 2008 dengan jumlah wajib pilih mencapai 200.000.jiwa wajib pilih di 20 kecamatan, dengan penyebaran di 213 desa.Se-Kabupaten Kolaka.

Analisis Kekuatan dan dukungan Calon Bupati Kolaka Periode 2008-2013

Buhari Matta-Amir Sahaka,(BM-AS) adalah pasangan yang dilahirkan dari koalisi beberapa partai politik di Kolaka yang mana Buhari Matta saat ini adalah ketua PPP Kolaka, tentunya tidak dapat jalan sendiri untuk mencalonkan diri sebagai Bupati Kolaka, Partai PPP Kolaka harus menggalang dukungan dengan partai lain. Dan Buhari Matta berhasil menggandeng sedikitnya 14 Koalisi yang berbaris di belakangan pasangan Buhari Matta, tentunya ini menjadi kekuatan dari pasangan BM-AS sekaligus menjadi kelemahan jika tidak dapat dimenej dengan baik potensi yang ada di partai tersebut. Hingga hari ini kekuatan BM-AS masih signifika di beberapa kecamatan dan desa di Kabupaten Kolaka, hal ini dapat dibenarkan dengan posisi BM-AS sebelumnya adalah Bupati Kolaka dan Amir Sahaka adalah Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga dan Ketua PGRI Kabupaten Kolaka.

Munculnya kekuatan sekaligus dukungan dari masyarakat sebenarnya bukan secara tiba-tiba kemunculannya namun telah diupayakan secara sistematis dan terselubung melalui program kerja Gerbangmastra kemudian DEMOGERBANGMASTRA, sebagai program kerja yang dinilai oleh sejumlah kalangan masyarakat di Kolaka sebagai program yang sarat dengan kepentingan politik jangka panjang termasuk untuk menarik simpatik dari masyarakat dan stakeholder di Kabupaten Kolaka. Program kerja ini lah yang menjadi brandmarket (merek dagang) dari Buhari Matta, Kendati program ini diklaim sebagai program yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskianan dan mengangkat harkat dan matabat masyarakat Kolaka yang hidup dibawah garis kemiskinan.Namun dalam perjalanananya banyak mengalami distorsi/penolakan dari masyarakat yang merasa program ini hanya menimbulkan kecemburuan sosial. Dari beberapa penelusuran kepada desa sasaran program Demogerbangmastra ini,terungkap kegiatan ini nampaknya tidak membawa azas manfaat langsung kepada masyarakat. Jadi wajar saja jika terjadi distorsi yang datangnya dari masyarakat di desa itu sendiri. Selain itu, beberapa sumber mengatakab kegiatan ini terkesan hanya untuk mengejar popularitas, tidak memiliki sasaran yang dapat dipertanggungjawabkan akuntabilitasnya dalam penggunaan keuangannnya lantaran item kegiatan ini tidak tertuang dalam APBD Kabupaten Kolaka.

Sebelumnya program Gerbangmastra diawali dengan Gerbangkaster, program ini kurang lebih sama, perbedaannya hanya terletak pada teknik dan operasional di desa yang menjadi lokasi sasaran. Namun tujuannya adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Buhari Matta identik dengan program yang digulir selama 3 Tahun. Sayangnya program ini tidak diikuti dengan monitoring dan evaluasi yang komprehensif sehingga dapat disimpulkan program ini tidak mencapai sasaran yang tepat.Kendati hingga berakhirnya masa jabatan Buhari Matta program ini oleh Buhari Matta dianggap berhasil meningkatkan taraf kehidupan masyarakat Kabupaten Kolaka. Sejatinya, program Demogerbangmastra yang selalu dijadikan ukuran keberhasilan Buhari Matta memimpin di Kabupaten Kolaka terselubung upaya untuk mendulang popularitas di kalangan masyarakat lapis bawah. Memang harus diakui dengan program ini Buhari Matta menjadi populer di kalangan masyarakat melalui pemberitaan media cetak di Kolaka,bahkan untuk menciptakan image/pencitraan yang positif di tengah masyarakat Buhari Matta berani mendatangkan artis ibukota dan mengundang secara khusus menteri koperasi dan UKM Suryadharmaali yang tak lain adalah ketua umum Partai Persatuan Pembangunan untuk menutup kegiatan ini.

Isu Pulau Lemo Dan Merusak Lingkungan Rusak Citra BMAS

D

imasa kepemimpinan Buhari Matta memang terbilang banyak melahirkan kebijakan yang kontraproduktif dengan visi dan misinya dalam membangun Kolaka. Salah satu kontraversi yang hingga kini masih terus bergulir adalah soal penerbitan izin kuasa penambangan kepada PT Cinta Jaya di Pulau Lemo yang belakangan diketahui tidak mendapat legalitas secara hukum dari pihak terkait termasuk dari kementerian yang mengurusi soal konservasi sumber daya alam.Buntutnya, Buhari Matta mendapat perlawanan dari sejumlah aktivis LSM di Kolaka yang menolak pihak PT Cinta Jaya melakukan eksplorasi dan eksploitasi bahan tambang di pulau tersebut. Dalam perjalanannya perusahaan yang mendapat izin KP dari tangan Buhari Matta harus menghentikan aktivitasnya di pulau yang masih menjadi kawasan konservasi itu. Dan tak hanya sampai disitu,pihak aparat kepolisian dari Mabes Polri telah menurunkan tim untuk menyelidiki polemic soal Pulau Lemo.

Bahkan sejumlah pejabat yang terkait dengan persoalan ini pun telah dimintai keterangannya. Dengan demikian, persoalan ini telah melahirkan citra yang buruk terhadap Buhari Matta hari ini. Dampak yang muncul atas polemic ini, masyarakat Kolaka secara umum menyimpan stigma yang buruk. Hal ini terungkap dari beberapa pernyataan masyarakat yang mengatakan Buhari Matta telah menjual Pulau Lemo, bagaimana jika dia (Buhari red) kembali menjadi Bupati di Kolaka semua gugusan Pulau di perairan Teluk Bone ini semuanya akan dijual. Padahal, Adel Berty saja yang memimpin Kolaka selama dua periode dan dia adalah putra daerah yang telah memberikan kontribusi riil terhadap masyarakat Kolaka tak pernah terbersit untuk mengeluarkan kebijakan yang kontraversi seperti yang dilakukan Buhari Matta.

Kekuatan dan dukungan Buhari Matta memang tidak dapat dipandang sebelah mata, lantaran sejak ia masih menjabat Bupati Kolaka telah mengatur strategi untuk memenangkan Pilkada Kolaka ini dengan melakukan dua kali mutasi jabatan di lingkup Pemkab Kolaka, dan tentunya mutasi ini dengan menempatkan pejabat yang dinilai memiliki pengaruh baik di level birokrasi maupun di masyarakat lapis bawah.Dari hasil pengamatan di level birokrasi nampaknya pengaruh pejabat yang diangkat dari mutasi terakhir ini nampaknya tidak membawa pengaruh yang luar biasa, dan dengan mudah dipahami sikap dan penerimaan aparat pemerintah Kabupaten Kolaka, hingga hari ini sikap yang muncul nampaknya tidak sesuai dengan keinginan dengan kenyataan di lapangan.

Sesungguhnya, ada perilaku birokrasi yang menjadi tanda betapa Buhari Matta tak lagi mendapat simpatik dari kalangan PNS di Lingkup Pemkab Kolaka ketika dia memimpin apel terakhir, tak ada ungkapan suka cita, ataupun haru disaat sang pemimpin akan meninggalkan tempat tugasnya inilah yang menjadi tanda bahwa Buhari Matta yang selama ini menjadi Kepala Pemerintahan di Kabupaten Kolaka tidak memiliki tempat di hati para PNS di lingkup Pemkab Kolaka.Saat itu PNS yang kebetulan mengikuti apel terakhir tak merespon secara positif penryataan Buhari Matta sebagai Bupati Kolaka dalam amanat apel pagi terakhir itu.Artinya ada sesuatu yang dinilai kurang baik dan tidak mendapat apresiasi sekaligus untuk mendapatkan dukungan dari PNS di Pemkab Kolaka.

Satu lagi yang menarik untuk disimak dalam perjalanan Buhari Matta memimpin Kolaka yakni adanya program Kolaka Lautan Dzikir, dan adanya penutupan kegiatan Desa Model Gerbangkaster yang menghadirkan Menteri Koperasi dan UKM Suryadharmaali, serta artis dangdut di Kolaka. Menurut pengamat kebijakan Publik dan Pembangunan di Kabupaten Kolaka, semestinya program ini tidak perlu diakhiri dengan menggelar acara penutupan.Ini menimbulkan kesan yang kurang baik dalam perjalanan Buhari Matta sebagai pemimpin yang tidak meletakkan programnya sebagai bagian dari program pembangunan milik Pemerintah dan masyarakat Kolaka yang semestinya harus berkelanjutan, kendati dia telah meletakkan jabatannya sebagai Bupati Kolaka program ini tetap dilanjutkan.

Namun menjadi ironis karena program ini harus berhenti lantaran ia tak lagi menjabat sebagai Bupati Kolaka. Kegiatan dzikir yang senantiasa dilakukan oleh Buhari Matta terkesan telah dipolitisasi untuk mendapatkan simpatik dari masyarakat,padahal tanpa disadari kegiatan ini menjadi celah yang cukup berbahaya ketika dilakukan dengan bertendensi politik.Niat Buhari Matta memang cukup bagus, namun sayangnya tidak terkemas dengan baik sehingga kegiatan keagamaan ini justeru mendapat penafsiran lain oleh orang-orang yang tidak senang dengan kegiatan ini.Tentunya, dapat diketahui bahwa diKabupaten Kolaka ini, terdapat ummat yang beragama selain ummat Islam yang memiliki kepentingan terhadap pembinaan dan pengembangan keagamaannya. Kemasan kegiatan Kolaka yang diharapkan dapat menjadi lautan Dzikir kini telah terseret pada upaya kegiatan ritual belaka tanpa menyentuh pada nilai subtansinya sebagai kegiatan religiusitas di Kabupaten Kolaka. Bahkan, beberapa kalangan yang beragama Nasrani merasa ada sesuatu yang tidak beres sebagai bentuk toleransi antar ummat beragama di Kabupaten Kolaka. Dan isu ini telah dijadikan komoditas politik untuk melemahkan pencitraan positif yang selama ini berupaya dibangun oleh Buhari Matta dan pendukungnya.

Mengapa harus Memilih Amir Sahaka sebagai Wakil Bupati

J

atuhnya pilihan kepada Amir Sahaka sebagai calon wakil Bupati Kolaka sesungguhnya telah melalui pertimbangan yang cukup panjang. Mengapa Buhari Matta mantap memilijh Amir Sahaka sebagai wakil terungkap bahwa posisi Amir Sahaka yang dianggap dapat mendongkrat perolehan suara di kalangan komunitas guru di Kabupaten Kolaka yang jumlahnya cukup besar, dimana Amir Sahak masih menjabat sebagai Ketua PGRI Kabupaten Kolaka. Dengan terpilihnya Amir Sahaka sesungguhnya bukan tanpa rintangan secara politis di dalam perjalanan Buhari Matta untuk dapat memenangkan putaran Pilkada Kolaka 2008 ini.

Dari proses penetapan Amir Sahaka sebagai calon Wakil Bupati Kolaka yang mendampingi Buhari Matta telah menimbulkan persoalan yang cukup dilematis.Salah satunya adalah munculnya kekecewaan diantara figure cawabup yang bersaing untuk mendapatkan dukungan dari orang-orang yang menentukan pilihan untuk Buhari Matta, ada beberapa nama yang sebelumnya melakukan manuver baik di partai maupun lewat orang-orang yang memiliki pengaruh ke Buhari Matta, sebut saja Rais Galu, Hasdin Al-Juddawie,dan Sabaruddin Labamba.Kendati ketiga nama ini telah berupaya untuk memaksakan diri untuk berpasangan dengan Buhari Matta, namun pada akhirnya Buhari Matta mantap memilih Amir Sahaka kendati tidak memiliki dunkungan dari partai manapun.

Polemik soal wakil ini bahkan sampai pada tingkat elit Partai Persatuan Pembangunan di Sulawesi Tenggara.Dengan adanya polemic ini tentunya dapat diterka ada kekecewaan dari ketiga nama yang ingin mendampingi Buhari Matta, Rais Galu meski tidak pernah menyatakan secara terbuka rasa kecewanya namun dapat dilihat dari sikap politiknya pasca ditetapkannnya Amir Sahaka sebagai pasangan Buhari Matta. Rais galu dan pendukungnya dari lingkkungan keluarganya dulunya mendukung Buhari Matta kini telah beralih haluan mendukung calon Bupati yang lain.Yang pasti Bukan Buhari Matta lagi. Bahkan ditenggarai telah terjadi disharmonisasi di internal keluarga Amir Sahaka dengan Rais galu yang masih kerabat dekatnya.

Salah satu yang dilirik Buhari Matta adalah kekuatan PGRI Kolaka yang melekat di Amir Sahaka. Namun untuk potensi dukungan PGRI sebagai organisasi profesi guru di Kabupaten Kolaka ini, nampaknya tidak dapat dijadikan ukuran untuk memenangkan pasangan BM-AS. Realitas yang terjadi hari ini adalah komunitas guru yang ada di Kabupaten Kolaka hari ini tak sepenuhnya merasakan keberpihakan sekaligus perjuangan Amir Sahaka sebagai Ketua PGRI Kolaka yang dirasakan oleh elemen masyarakat yang berprofesi sebagai guru. Kalaupun ada yang merasakan manfaatnya sangat terbatas dikalangan orang-orang yang dekat kepada pribadi Amir Sahaka. Memang kesederhanaan Amir Sahaka sejak memimpin Dinas Dikmudora Kolaka tak dapat dipungkiri sebagai salah satu point penting, namun lagi-lagi point ini tidak cukup untuk meraup dukungan dari komunitas guru di Kabupaten Kolaka dalam Pilkada Kolaka ini. Dari beberapa wawancara yang dilakukan kepada guru dan kepala sekolah yang ada di lingkup Dikmudora Kabupaten Kolaka tidak setuju dengan pola gerakan yang dilakukan pengurus PGRI Kabupaten Kolaka yang sengaja menyeret PGRI Kolaka ke arena politik. Inilah yang menjadi kelemahan dan implementasi pergerakan yang dilakukan PGRI Kolaka.

Persoalan tak hanya sampai disitu, Amir Sahaka juga kendati telah resmi berpasangan dengan Buhari Matta namun masih ada persoalan yang cukup berbahaya dan jika persoalan ini terus ditekan oleh elemen pro-penegekkan supremasi hukum di Kolaka maka Amir Sahaka akan menghadapi sebuah jurang yang cukup terjal untuk mengantarkan harapan Buhari Matta untuk dapat mengusasi kembali kursi Bupati Kolaka periode 2008-2013. Hingga kini kasus DAK (Dana Alokasi khusus) yang telah terungkap di Kejaksaan Negeri Kolaka.

Melihat terbangunnya koalisis 14 Partai Politik di Kabupaten Kolaka, dimata pengamat Politik lokal Kabupaten Kolaka, sesungguhnya hal ini akan menjadi bumerang buat pasangan BM-AS. Dengan jumlah partai politik yang begitu banyak menyalurkan dukungannya tentunya memiliki konsenkuensi disaat BM-AS terpilih, yakni Buhari Matta harus memberikan porsi besar kepada pengurus Partai Politik yang mendukungnya,dan mayoritas pengurus partai politik di Kolaka adalah berprofesi sebgai pengusaha di bidanng jasa konstruksi, artinya semua paker proyek yang ada nantinya lebih dinikmati oleh pendukungnya yang mayoritas golongan pengusaha, lalu porsi untuk masyarakat lapis bawah tentunya tidak ada lagi. Semua telah dimonopoli oleh kelompok pengusaha. Ini lah yang menjadi persoalan yang terus bergerak sebagai opini buruk Buhari Matta hari ini. Banyak partai pendukung berarti banyak utang politik yang harus dibayar.Dari realitas politik ini sesungguhnya masyarakat Kolaka cukup kritis dengan fenomena ini.(**)


AKSI MAHASISWA USN KOLAKA

Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa USN Kolaka Nyaris Bentrok

Aksi unjuk rasa dari gabungan aktivis mahasiswa IMPAK Makassar dan Kendari pada hari Selasa (21/9) yang mengecam tindakan Rektor Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka, Ashari,STTp,MSi yang dinilai sangat otoriter dalam mempimpin elemen termasuk mahasiswa,nyaris bentrok.

Tak hanya mengecam tindakan rektor yang memecat ketua BEM dan MPM USN Kolaka , mahasiswa yang memulai aksinya dengan berjalan kaki dari depan Stadion Gelora Balandete, kemudian berhenti di depan kampus USN Kolaka Sekitar pukul 09.00 Wita. Dikawal ketat aparat kepolisian dari Polres Kolaka, rombongan aktivis mahasiswa mulai melakukan orasi, bahkan sejumlah mahasiwa memaksakan untuk masuk ke dalam kampus dengan pagar yang sengaja ditutup oleh satpam kampus dan dijaga juga oleh puluhan mahasiswa yang pro dengan rektornya. Aksi saling dorong dan saling lempar potongan kayu di depan pintu pagar USN Kolaka antara mahasiswa pendemo dengan pro rektor pun sempat memacetkan arus lalulintas, jalan di depan kampus.

Melihat aksi mahasiswa penentang kebijakan Ashari selaku rektor USN Kolaka bakal memicu tindakan anarkis dan kekerasan di kampus itu, pihak aparat keamanan dari Polres Kolaka meminta Koordinator lapangan aksi unjuk rasa itu, Rusbi Ramayadi untuk melanjutkan aksinya menuju kantor Bupati zKolaka.

Di kantor Bupati Kolaka, rombongan mahasiswa diterima oleh Sekab Kolaka Drs H.A.Syahruddin.M.Msi, dalam dialog yang berlangsung di pelataran kantor Bupati Kolaka mereka mendesak Pjs. Bupati Kolaka, Drs.M.Ali Nur.MSi agar Rektor USN Kolaka segera dicopot dari jabatannya.Ketegangan pun terjadi antar Sekab Kolaka dengan mahasiswa yang menolak ketika Sekab Kolaka mengatakan masalah ini akan dikomunikasikan ke Bupati Kolaka Drs.Buhari Matta.’’ Saya selaku Ketua Yayasan USN Kolaka akan membicarakan tututan adik-adik mahasiswa kepada Bapak Buhari Matta,’’kata Sekab Kolaka dihadapan pengunjuk rasa.

Mahasiswa serta-merta menyergah pembicaraan Sekab, bahwa Drs Buhari Matta bukan lagi Bupati Kolaka yang menjadi Ketua Wali Amanah USN Kolaka.’’Kenapa dibicarakan sama Buhari Matta sementara di Bukan lagi Bupati Kolaka, secara otomatis jabatan wali amanah itu dijabat Ali Nur selaku pejabat Bupati Kolaka,ini semakin tidak jelas kalau harus dibicarakan sama Buhari Matta’’ ketus Jumrisal.

Usai melakukan aksi di Kantor Bupati Kolaka yang meminta Rektor USN Kolaka segera diganti,kemudian audit keuangan USN Kolaka,mereka melanjutkan pertemuan dengan anggota DPRD Kolak, hari itu mereka diterima oleh salah satu anggota DPRD Kolaka dari Komisi Bidang Pendidikan, Parmin Dasir,SE. ‘’Secara kelembagaan DPRD Kolaka dan pribadi saya sangat mengecam tindakan kekerasan yang terjadi Kampus USN, mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa di pukuli, ini perlu disikapi secara tegas pihak aparat kepolisian untuk menangkap pelaku pemukulan mahasiswa’’ ungkap Parmin.

Sementara itu, Rektor USN Kolaka melalui Kabag Humas USN,Bakri Mendong mengatakan pihaknya menilai aksi yang dilakukan sekelompok mahasiswa USN itu tidak lagi sesuai dengan koridor yang berlaku di kampus.’’ Mereka yang melakukan aksi itu sebenarnya mereka bukan lagi berstatus mahasiswa tetapi sudah di drop out (DO) karena bermasalah secara akademik,’’ungkap Bakri Mendong ketika dikonfirmasi kepada sejumlah wartawan di Kampus.

Terkait adanya tuntutan agar Rektor USN Kolaka, Ashari agar diganti.Ia mengatakan, tuntutan mahasiswa itu ada mekanismenya,’’ Kita tidak bisa serta-merta mengganti Rektor,tanpa mengikuti prosedur baku yang telah diatur dalam anggaran dasar dan rumah tangga Yayasan USN Kolaka. Jadi silahkan saja mereka menuntut ke Bupati Kolaka,’’ katanya menambahkan,(rid)

Mengenal Lebih Dekat :

Kadiskoperindag dan UKM Kabupaten Kolaka Gandi,SE

Sebagai seorang yang mendalami ilmu yang berkutat tentang keuangan, sosok Gandi,SE yang kini menjabat Kepala Dinas Koperasi,Perindustrian Perdagangan dan UKM di Kabupaten Kolaka tak perlu diragukan lagi kemampuannya dalam memenej kegiatan yang berbau administrasi dan akuntansi. Karena kemampuannya itu pula yang mengantarkan dirinya dipercaya sekaligus diberikan tanggungjawab oleh Bupati Kolaka, Drs H. Buhari Matta, Msi untuk menjabat Kepala Bagian Keuangan Pemkab (Pemerintah Kabupaten ) Kolaka. Dan ia nampaknya sukses menjalankan tugas dengan penuh resiko itu,bahkan system pengelolaan keuangan Pemkab Kolaka mendapat penilaian terbaik se-Kawasan Indonesia Timur.

Perjalanan karirnya sebagai pegawai negeri sipil di Kabupaten Kolaka dimulainya dari bawah dan pelan-pelan karirnya terus merangkak naik hingga akhirnya, saat ini masih menjabat sebagai Kepala Dinas Koperindag dan UKM Kabupaten Kolaka.

Sebagai Kepala Dinas Koperindag Kabupaten Kolaka, ia bertanggungjawab terhadap segala macam kebutuhan industry dan perdagangan serta koperasi yang ada di Kabupaten Kolaka, termasuk kebutuhan Sembilan bahan pokok (sembako) menjadi pekerjaannya untuk mengendalikan harga pasar. Tak jarang untuk melihat langsung kondisi perekonomian masyarakat Kolaka, ia tak segan-segan melakukan kunjungan kerja ke beberapa pasar di Kabupaten Kolaka.

‘’Tahun ini kita punya program pemberian minyak goreng kepada masyarakat miskin di Kolaka dengan harga yang jauh lebih murah dengan minyak goreng yang dijual di pasar, kegiatan ini adalah program yang berjalan di seluruh Indonesia sebagai bentuk kepedulian pemerintah dalam mengatasi kesulitan masyarakat khususnya di bulan ramadhan dan menjelang lebaran nantinya,’’ ungkap Gandi SE kepada wartawan Koran ini Senin,pekan lalu di ruang kerjanya.

Pejabat low profile ini, cukup akrab dikalangan jurnalis dan aktivis LSM di Kabupaten Kolaka, pasalnya ia Nampak terbiasa dengan diskusi dengan jurnalis dan aktivis LSM sekalipun itu di jelan atau di tempat parker. ‘’saya tak peduli dengan orang yang mengatakan saya akan kehilangan wibawa, itu sudah using prinsip menjaga wibawa yang tidak tepat diterapkan sebagai pelayan masyarakat,karena kita ini khan pelayan masyarakat,jadi siapapun kita tidak perlu membedakan statusnya,termasuk Bupati kita layani sama seperti masyarakat lainnya,’’ jelas Gandi.(ridwandemmatadju)