Jumat, 17 Oktober 2008

DARI JURANALIS MENUJU KURSI PARLEMEN

Edo Hermanto ,SH. Calon Anggota DPRD Kolaka dari Partai Perjuangan Indonesia Baru , memakai seragam lengkap dengan baret FKPPI. Selama ini ia cukup dikenal di Kabupaten Kolaka dengan tulisan-tulisannya yang kritis terhadap kebijakan Pemerintah Kabupaten Kolaka. ''Rasa-rasanya saya tak puas dengan perjuangan melawan kekuasaan dengan pena, kemudian banyaknya dorongan dari teman-teman serta masyarakat yang tertindas oleh kebijakan Pemerintah di Kolaka, akhirnya saya bertekad untuk mewakili kepentingan publik di parlemen,'' ujarnya suatu ketika kepada penulis blog ini.

Memang dari rekam jejak yang ada pada sosok aktivis pers dan lsm yang tak mau kompromi dengan orang yang mau mengajaknya berkomplot dengan para koruptor di Kolaka.Tentunya, Masyarakat Kolaka, khususnya yang berada di Wilayah Kolaka Selatan, mulai Wundulako sampai Kecamatan Warubangga tak perlu meragukan kapasitasnya untuk menjadi wakil rakyat. Apalagi dengan profesi sebagai jurnalis KPK yang berkantor pusat di Jakarta , maka eksistensinya menjadi penting sebagai pengontrol kebijakan pemerintah.

Bagi masyarakat Kolaka, ia sudah cukup dikenal lantaran ia memang berdomisili di Wundulako, sejak 40 tahun yang lalu. Dari catatan penulis ia pun memiliki perangkat ilmu hukum, sebagai jebolan mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas Muhammadiyah Kendari akan membantu dalam penyelesaian sengketa kepentingan publik.'' Perjuangan untuk rakyat Kolaka belum selesai,'' ujarnya. (redaksi)

LINGKUNGAN


Jurnalis News KPK Jakarta yang sedang melakukan investigasi terkait penambangan nikel yang dilakukan secara serampangan oleh PT Bola Dunia, ditenggarai aktivitas perusahaan ini menyalahi prosedur baku teknis pertambangan.Nampak Edo Hermanto berambut gondrong, berdiri kedua dari depan kamera.

LINGKUNGAN

Lokasi Penambangan PT BOla Dunia di Lahan Celah yang sempat diributkan sejumlah LSM Peduli Lingkungan di Kabupaten Kolaka (Foto: Edo Hermanto)

Selasa, 23 September 2008

Tulisan Lepasku



Rumahku Surga dan Rumah Mantan Bupati Kolaka

Rumah mantan Bupati Kolaka Drs.H.Adel Berty Msi yang pernah berkuasa selama dua periode kini tak lagi dihuni oleh pemiliknya.Dahulu sebelum kasus dugaan korupsi APBD 2003-2004 terbongkar di meja aparat hukum rumah ini terbilang bangunan yang cukup mewah di Kabupaten Kolaka.Terletak di pesisir pantai Kolaka.

Pemandangan di luar rumah ini terlihat tak begitu terawat lagi.Pagar yang kokoh kini telah dipenuhi tumbuhan rumput liar dan temboknya Nampak berlumut,pagar yang terbuat dari besinya pun mulai berkarat.

Di rumah inilah Adel Berty bersama keluarganya tinggal dan mengahabiskan waktunya dengan segala fasilitas yang serba berkecukupan.Termasuk beberapa unit mobil mewah terparkir dihalaman rumah ini. Namun kini rumah beserta fasilitas yang ada di dalamnya tak lagi berguna,bahkan beberapa kaca jendelanya telah hilang dicuri oleh orang.

Yang pasti rumah ini telah menjadi saksi sekaligus monummen yang tak pernah hilang dalam ingatan masyarakat Kolaka, bahwa kesalahan yang dilakukan mantan Adel Berty selaku penguasa di Kolaka yang didakwa melakukan tindak pidana korupsi uang Negara dapat menjadi pelajaran bagi pejabat Negara yang berkuasa.

Adel Berty sendiri harus menjalani hari-hari kelamnya di lembaga Pemasyarakatan Kolaka di Balandete bersama para narapida yang terkait masalah hukum di Kolaka Sementara keluarganya sendiri terpaksa harus mengontrak rumah di jalan masuk ke BTN Balandete Kolaka.

Disini Aku Menemukan Surga Kehidupan

Nampak halaman rumahku, bagi warga Kelurahan Watuliandu,Kecamatan Kolaka,Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara, tempat saya tinggal tak lagi asing, dan mudah untuk dikenali.Lantaran, satu-satunya rumah yang masih beratap rumbia dan berdindin papan lapuk dimakan usia.Kalau hujan disana-sini menetes air hujan.Bahkan kebanjiran jika hujan turun dengan derasnya.Tak jarang aku harus menguras air hujan yang meresap di balik tembok pondasi rumahku.

Meski demikian rumah yang aku tinggali bersama tiga anak,Ismul Aksan,Ahmad Alikar Mufli,Nurul Hasanah Assyahrah dan isteri saya Hasmia Hakim anak purnawiran TNI AD dan pejuang kemerdekaan RI ini tak membuat aku merasa risih dengan keadaanku sekarang.

Memang ada keinginan untuk merombak rumah peninggalan mertua itu, namun karena masih banyak kebutuhan yang lebih mendesak akhirnya niat itu urung terlaksana.Apalagi jika hanya mengandalkan gaji sebagai PNS dengan golongan yang masih rendah III/ a.

Aku sudah bermukim di rumah ini sejak aku menikah dengan bekas pacarku ini, yang terbilang cukup memahami kondisi keuangannku dan pekerjaan yang aku geluti saat ini.Sebenarnya rumah ini dapat saya rombak dengan cepat kemudian direnovasi namun saat ini rasa-rasanya belum dapat saya lakukan.Kecuali ada orang yang berbaik hati mau membantu mendanai perbaikan rumah yang damai bagiku,sekaligus surgaku.

Jika dibandingkan dengan rumah beberapa temanku di Kolaka, mereka pada umumnya masih ada yang jadi Kontraktor, alias masih tinggal di rumah kontrakan.Tapi ada juga yang rumahnya sedikit mewah.Jadi aku masih sedikit beruntung dapat tinggal di rumah peninggalan mertua tanpa harus pusing membayar uang kontrakannya.

Dirumah inilah aku merasakan nikmat kehidupan yang tak dapat di ukur dengan materi, tiga anak keturunan dan isteri yang cantik menurutku. Telah cukup untuk disyukuri karunia Tuhan kepadaku selama ini, termasuk reseki yang terus mengalir meski tidak sebanyak reski para pejabat dan pengusaha di Kolaka.

Lingkungan di Keluarah Watuliandu tempat tinggalku pun cukup bersahabat, anak saya Ismul Aksan sudah kelas III SD. Sekolahnyapun cukup dekat jaraknya dari rumah tempat tinggalnya, ditempuhnya dengan jalan kaki karena jaraknya hanya 500 meter saja. Di depan rumah berdiri bangunan kantor kelurahan Watuliandu, jadi kalau anda ingin melihat rumahku tak perlu kebingungan mencari alamatku, cukup jelas. Cukup katakan kepada panarik becak atau ojek “turunkan saya di depan kantor lurah Watuliandu ada bengkel di depannya’’ maka penarik becak atau ojek akan mengantarkan anda ke rumahku yang masih beratap rumbia.

Di dalam rumahku pun tak ada prabot yang mewah, hanya kursi tamu dan televisi ukuran 24 inci yang romote controlnya sudah rusak,vcd yang tak lagi dapat digunakan, dan kulkas yang dibeli dengan kredit lima tahun lalu,kondisinya masih bagus.Tak ada kamar tidur, yang ada hanya ruang yang disekat dengan dinding tripleks sebagai penghalang agar tak terlihat dari ruang tamu yang ukurannya sempit. Lantainya aku lapisi dengan karpet plastik agar terlihat bersih saja.(**)

WACANA POLITIK TERKINI

Harun Rahim dan Ramlli Majid Mengklaim

dukungan dari etnis Tolaki- Mekongga ?

Calon Bupati Kolaka yang diusung oleh Partai Demokrat dan Partai Bulan Bintang yakni Harun Rahim dan Ramli Majid yang diakronimkan dengan (HARUM) ini memiliki potensi dukungan masyarakat yang cukup signifikan untuk memenangkan putaran Pilkada Kolaka 2008-2013. Pasalnya, figure Harun Rahim sudah cukup dikenal di kalangan masyarakat Kolaka, baik di lingkup birokrat maupun dikalangan masyarakat secara umum.Harun Rahim, sebelumnya adalah mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum, jabatan ini dijabatnya selama 15 tahun, lalu ia terpilih menjadi Wakil Bupati Kolaka mendampingi Buhari Matta selama 5 tahun.Dengan demikian ia tak diragukan lagi dari sisi popularitasnya sebagai calon Bupati Kolaka. Semasa menjabat Wakil Bupati Kolaka kendati ia tak banyak melakukan maneuver lewat kebijakannya namun ia telah berbuat sesuai dengan kapasitasnya sebagai wakil bupati Kolaka.Salah satu yang menjadi catatan dalam perjalanannya mendampingi Buhari Matta adalah hadirnya investor kelas kakap yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit PT Damai Jaya Lestari (DJL) dari Parapat, Medan, yang telah menggarap lahan ribuan hektar di dua kecamatan Tanggetada dan Watubangga. Tak hanya menggarap lahan perkebunan, usahanya mulai merambah ke sector perdagangan dengan membangun pusat grosir yang diperkirakan ukurannya terbesar di kawasan Indonesia timur, letaknya bersebelahan dengan Pasar Raya Mekongga. Sejak kehadirannya perusahaan ini telah membawa perubahan bagi masyarakat di sekitarnya utamanya dalam penyerapan tenaga kerja yang cukup besar. Dari sisi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kolaka tentunya membawa pengaruh yangn cukup besar termasuk pendapatan aslli daerah akan diuntungkan dengan masuknya investor ini.

Kiprah Harun Rahim sebagai wakil bupati memang tak dapat dipungkiri beberapa item kegiatan yang dianggap sebuah keberhasilan.Namun perjalanan Harun Rahim yang mendampingi Buhari Matta ini tak berlangsung lama keharmonisannya, dalam kurun waktu dua tahun.Terlihat adanya disharmonisasi kewenangan dalam pelaksanaan program kerja Bupati Kolaka. Harun tampaknya tidak lagi sepenuh hati mendukkung program kerja yang dicanangkan Buhari Matta yakni Gerbangkaster dan Demogerbangmastra,hal ini terlihat dari beberapa statemen Harun Rahim yang menganggap program pembangunan yang dikemas dengan Demogerbangmastra hanya sebagai program yang tidak memiliki sasaran yang jelas kepada masyarakat Kolaka.Dari beberapa statemen Harun Rahim yang tak sempat dipublikasikan di media cetak , nampaknya Harun Rahim memendam kekecewaan dalam pengambilan kpeutusan yang dilakukan Buhari Matta tanpa pernah melibatkan wakilnya, termasuk dalam penempatan pejabat strategis di lingkup Pemerintah Kabupaten Kolaka, mutasi pejabat dilakukan tidak melibatkan Harun Rahim, bahkan orang-orang dekat Harun Rahim terdepat dengan kebijakan Buhari Matta.

Puncaknya ketika adik Harun Rahim yang menjabat sebagai camat uluiwoi harus dicopot, lalu kemudian ditempatkan di Dinas Dikmudora dengan jabatan sebagai Kepala Tata Usaha, lalau kemudian dicopot kembali.Karena dianggap tidak menguntungkan secara politis jika jabatan ini masih dijabat oleh Haris Rahim.Dan yang lebih tajam perseteruan politik Buhari Matta dengan Harun Rahim adalah dengan mencuatnya kasus Pulau Lemo, disinyalir beberapa aktvis LSM di Kolaka didanani oleh Harun Rahim untuk melakukan aksi unjuk rasa menentang kebijakan yang memberikan izin KP kepada PT Cinta Jaya di Pulau Lemo tersebut, aksi unjuk rasa ini tak hanya dilakukan sekali oleh LSM Fomrad namun terjadi berulang-ulang kali dihalaman gedung Parlemen Kolaka. Bahkan nyaris terjadi perkelahian antar massa pendukung Buhari Matta dengan aktivis LSM yang menolak kebijakan Buhari Matta di Pulau Lemo.

Harun Rahim Terdzalimi secara politik

Jika dilihat kinerjanya sebagai wakil bupati Kolaka pada waktu itu, sesungguhnya ia tak terlalu menonjol lantaran ia mengakui adanya keterbatasan kewenangan yang diberikan sebagai wakil bupati,salah salah satunya adalah peran pengawasan pembangunan yang diberikan kepadanya hingga hari ini tak banyak persoalan yang dihadapi, baik dalam pengawasan proyek APBD maupun APBN.Tak ada temuan penyimpangan proyek yang ditemukan dalam setiap kali melakukan kunjungan ke lapangan melalui sidak (inspeksi mendadak).

Keinginan Harun Rahim untuk menjadi orang nomor satu di Kolaka dapat terbaca sejak ia menjadi Ketua Partai Demokrat. Dengan pertimbangan yang matang dan kalkulasi politik akhirnya Partai Demokrat mematoknya sebagai calon tunggal untuk menjadi calon Bupati Kolaka dari Partai yang mengantarkan Dr. H. Soesilo Bambang Yudoyono menjadi Presiden Republik Indonesia yang keenam. Sebagai birokrat yang telah memahami permainan politik, Harun Rahim nampaknya telah memantapkan dirinya untuk maju sebagai pesaing Buhari Matta dan calon bupati Kolaka yang lainnya.

Sosok Harun Rahim memang mulai menguat sebagai calon Bupati Kolaka ketika mencuatnya aksi unjuk rasa menentang ekploitasi Pulau Lemo yang dilakukan oleh PT.Cinta Jaya yang belakangan diketahui sebagai penyandang dana Buhari Matta ketika suksesi Bupati Kolaka 2003 lalu.Pemilik perusahaan H.Yunus Kadir, inilah yang disebut-sebut sebagai donatur politik Buhari Matta. Bias negative dari aksi unjuk rasa yang dilakukan LSM Fomrad ini hingga kini menjadi komoditas yang luar biasa menjatuhkan citra Buhari Matta di mata masyarakat Kolaka. Selain itu, pemberitaan Buhari Matta tidak menguntungkan lagi, dan hal ini dimanfaatkan oleh Harun Rahim dengan mengeluarkan statemen yang menekan popularitas Buhari Matta,dan nampaknya maneuver politik yang dilakukan Harun Rahim ini sangat menguntungkan dirinya sebagai calon Bupati Kolaka hari ini.Pencitraan buruk Buhari Matta kini jadi kemasan isu politik dari pasangan Harun Rahim dengan Ramli Majid.

Yang pasti Harun Rahim sebagai calon Bupati Kolaka yang berpasangan dengan Ramli Majid yang juga anggota DPRD Kolaka memiliki peluang besar untuk memimpin Kolaka dengan mengandalkan dukungan masyarakat dari etnis Tolaki-Mekongga, dan kalangan birokrat yang putus asa setelah terdepak dengan kebijakan Buhari Matta, diprediksi nyaris 80 persen pegawai negeri sipil (PNS) di Pemkab Kolaka akan menjadi kantong suara riil Harun Rahim dengan gerakan pembunuhan karakter (character assassination) yang dilakukan oleh golongan putus asa dengan kebijakan Buhari Matta.Beberapa pejabat kepala dinas yang dinonjobkan Buhari Matta tentunya akan mendukung Harun Rahim.Meski hari ini tidak dilakukan secara terang-terangan namun dapat terlihat dengan adanya kelompok-kelompok yang secara diam-diam melakukan maneuver politik untuk melemahkan posisis Buhari Matta.

Teori politik dengan pencitraan pendzaliman kepada Harun Rahim dan kroninya dimasa kepemimpinan Buhari Matta nampaknya akan menjadikan posisi Harun Rahim semakin mendapat simpatik dari masyarakat Kolaka secara umum. Inilah yang terjadi dengan Harun Rahim, sehingga dengan mudah ia mendapatkan dukungan massa simpatissan murni yang tak perlu dibeli atau dibayar dengan uang. Kesamaan nasib dan sependeritaan yang dialami sejumlah pejabat dan pengusaha yang terdepak telah menyatukan tekad mereka untuk melakukan perubahan di Kabupaten Kolaka sekaligus mengambil alih kepempimpinan di Kolaka dengan jalan memenangkan pasangan Harun Rahim dan Ramli Majid.

Dari banyak catatan sejarah politik di Indonesia, ketika seorang tokoh politik atau calon pemimpin yang “diinjak” atau didzalimi oleh kekuasaan maka hasilnya adalah dialah yang akan menang dalam pemilihan pemimpin berikutnya.Kita bisa membaca sekaligus melihat perjalanan Presiden RI Megawati yang didzalimi oleh kekuasaan Orde Baru, akhirnya ia yang dipilih oleh rakyat untuk memimpin Negara ini.Kemudian Soesilo Bambang Yudhoyono yang didzalimi secara politik oleh Megawati, akhirnya juga mendapat simpati yang belebihan dari rakyat, sekarang ia masih menjabat sebagai Presiden RI.Jadi dapat dengan mudah diprediksi bahwa peran politik Harun Rahim hari ini yang dijalaninya cukup menguntungkan untuk memenangkan Pilkada Kolaka, meski dari beberapa poling dan survey LSI angka yang ditunjukkan responden untuk menjatuhkan pilihannya kepada Harun Rahim adalah masih 28 persen, Buhari Matta sebesar 32 persen. Namun hasil poling dan survey ini sejatinya masih akan terus berubah seiring dengan pergerakan politik yang dilakukan masing-masing calon Bupati Kolaka hari ini.

Meskipun demikian ada hal yang nampaknya perlu ditelaah kembali dari beberapa pernyataan politik yang telah dilakukan Harun Rahim selaku kandidat Bupati Kolaka bahwa jika ia terpilih nantinya kemudian dalam perjalanan waktu tiga tahun dinilai tak berhasil merealisasikan program kerja yang tertuang dalam visi dan misinya maka ia akan bersedia mundur. Pernyataan ini jika dicermati secara saksama, memiliki makna sebagai janji politik yang akan mengurangi nilai jual sekaligus posisi tawar dari HARUM kepada masyarakat Kolaka. Sebab dari pihak lawan politik HARUM tentunya akan dijadikan pernyataan yang akan melemahkan. Meskipun bagi pasangan ini pernyataan ini dianggap sebagai bentuk pertanggujawaban secara moral. Namun dalam konteks politik hari ini Kolaka dan melihat kultur masyarakat Kolaka pernyataan ini tidak dapat dijadikan komoditas politik untuk meraup perolehan suara serta dukungan.

WACANA POLITIK 2008

FOTO : Baliho Calon Bupati Kolaka Di Depan RSU Kolaka

Membaca Peta Politik PilkadaKolaka


Pasca mundurnya Buhari Matta-Harun Rahim sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kolaka,pemerintahan di Kabupaten Kolaka kini dijabat oleh, M Drs. Ali Nur,Msi yang seblumnnya jabatan Bupati Kolaka berada ditangan Sekretaris Kabupaten. Drs H. A. Syahrudin M. M.Si. Tentunya, roda pemerintahan di Kabupaten Kolaka sedikit mengalamai perubahan yang cukup signifikan dengan mundurnya Buhari Matta-Harun Rahim untuk mencalonkan kembali dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang dilaksanakan secara langsung dan untuk pertama kali di Kabupaten Kolaka. Dan tahapan pilkada telah memasuki tahapan penetapan nomor urut calon papasangan Bupati dan Cawabup Kolaka oleh KPUD Kolaka. Masing-masing No 1 Drs. H. Amir Badi, M.Si berpasangan dengan Letkol (pur) H. Halim Malhap sebagai pasangan dari calon perseorangan atau Independen, diikuti Drs. Sungguh Zakaria-Muchlis dengan nomor urut 4 , Sementara untuk pasangan yang diusung dari Partai Politik, adalah Buhari Matta-Amir Sahaka dengan nomor urut 2 pasangan ini diusung oleh 14 koalisi partai itu adalah PPP,PKB,PDIP,PPRN,PKPI,PNBK,Hanura,PAN,PBR,PKS, kemudian pasangan Harun Rahim yang berpasangan dengan Ramli Madjid diusung oleh Partai Demokrat,Partai Bulan Bintang dan Partai Pelpor, dengan nomor Urut 3 dan Firdaus Tahrir berpasangan dengan H.Djalil diusung oleh Partai Golongan Karya dengan nomor urut 5. Ada lima pasang calon Bupati dan Cawabup Kolaka yang akan maju dalam pilkada langsung yang akan digelar bulan oktober 2008 dengan jumlah wajib pilih mencapai 200.000.jiwa wajib pilih di 20 kecamatan, dengan penyebaran di 213 desa.Se-Kabupaten Kolaka.

Analisis Kekuatan dan dukungan Calon Bupati Kolaka Periode 2008-2013

Buhari Matta-Amir Sahaka,(BM-AS) adalah pasangan yang dilahirkan dari koalisi beberapa partai politik di Kolaka yang mana Buhari Matta saat ini adalah ketua PPP Kolaka, tentunya tidak dapat jalan sendiri untuk mencalonkan diri sebagai Bupati Kolaka, Partai PPP Kolaka harus menggalang dukungan dengan partai lain. Dan Buhari Matta berhasil menggandeng sedikitnya 14 Koalisi yang berbaris di belakangan pasangan Buhari Matta, tentunya ini menjadi kekuatan dari pasangan BM-AS sekaligus menjadi kelemahan jika tidak dapat dimenej dengan baik potensi yang ada di partai tersebut. Hingga hari ini kekuatan BM-AS masih signifika di beberapa kecamatan dan desa di Kabupaten Kolaka, hal ini dapat dibenarkan dengan posisi BM-AS sebelumnya adalah Bupati Kolaka dan Amir Sahaka adalah Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga dan Ketua PGRI Kabupaten Kolaka.

Munculnya kekuatan sekaligus dukungan dari masyarakat sebenarnya bukan secara tiba-tiba kemunculannya namun telah diupayakan secara sistematis dan terselubung melalui program kerja Gerbangmastra kemudian DEMOGERBANGMASTRA, sebagai program kerja yang dinilai oleh sejumlah kalangan masyarakat di Kolaka sebagai program yang sarat dengan kepentingan politik jangka panjang termasuk untuk menarik simpatik dari masyarakat dan stakeholder di Kabupaten Kolaka. Program kerja ini lah yang menjadi brandmarket (merek dagang) dari Buhari Matta, Kendati program ini diklaim sebagai program yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskianan dan mengangkat harkat dan matabat masyarakat Kolaka yang hidup dibawah garis kemiskinan.Namun dalam perjalanananya banyak mengalami distorsi/penolakan dari masyarakat yang merasa program ini hanya menimbulkan kecemburuan sosial. Dari beberapa penelusuran kepada desa sasaran program Demogerbangmastra ini,terungkap kegiatan ini nampaknya tidak membawa azas manfaat langsung kepada masyarakat. Jadi wajar saja jika terjadi distorsi yang datangnya dari masyarakat di desa itu sendiri. Selain itu, beberapa sumber mengatakab kegiatan ini terkesan hanya untuk mengejar popularitas, tidak memiliki sasaran yang dapat dipertanggungjawabkan akuntabilitasnya dalam penggunaan keuangannnya lantaran item kegiatan ini tidak tertuang dalam APBD Kabupaten Kolaka.

Sebelumnya program Gerbangmastra diawali dengan Gerbangkaster, program ini kurang lebih sama, perbedaannya hanya terletak pada teknik dan operasional di desa yang menjadi lokasi sasaran. Namun tujuannya adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Buhari Matta identik dengan program yang digulir selama 3 Tahun. Sayangnya program ini tidak diikuti dengan monitoring dan evaluasi yang komprehensif sehingga dapat disimpulkan program ini tidak mencapai sasaran yang tepat.Kendati hingga berakhirnya masa jabatan Buhari Matta program ini oleh Buhari Matta dianggap berhasil meningkatkan taraf kehidupan masyarakat Kabupaten Kolaka. Sejatinya, program Demogerbangmastra yang selalu dijadikan ukuran keberhasilan Buhari Matta memimpin di Kabupaten Kolaka terselubung upaya untuk mendulang popularitas di kalangan masyarakat lapis bawah. Memang harus diakui dengan program ini Buhari Matta menjadi populer di kalangan masyarakat melalui pemberitaan media cetak di Kolaka,bahkan untuk menciptakan image/pencitraan yang positif di tengah masyarakat Buhari Matta berani mendatangkan artis ibukota dan mengundang secara khusus menteri koperasi dan UKM Suryadharmaali yang tak lain adalah ketua umum Partai Persatuan Pembangunan untuk menutup kegiatan ini.

Isu Pulau Lemo Dan Merusak Lingkungan Rusak Citra BMAS

D

imasa kepemimpinan Buhari Matta memang terbilang banyak melahirkan kebijakan yang kontraproduktif dengan visi dan misinya dalam membangun Kolaka. Salah satu kontraversi yang hingga kini masih terus bergulir adalah soal penerbitan izin kuasa penambangan kepada PT Cinta Jaya di Pulau Lemo yang belakangan diketahui tidak mendapat legalitas secara hukum dari pihak terkait termasuk dari kementerian yang mengurusi soal konservasi sumber daya alam.Buntutnya, Buhari Matta mendapat perlawanan dari sejumlah aktivis LSM di Kolaka yang menolak pihak PT Cinta Jaya melakukan eksplorasi dan eksploitasi bahan tambang di pulau tersebut. Dalam perjalanannya perusahaan yang mendapat izin KP dari tangan Buhari Matta harus menghentikan aktivitasnya di pulau yang masih menjadi kawasan konservasi itu. Dan tak hanya sampai disitu,pihak aparat kepolisian dari Mabes Polri telah menurunkan tim untuk menyelidiki polemic soal Pulau Lemo.

Bahkan sejumlah pejabat yang terkait dengan persoalan ini pun telah dimintai keterangannya. Dengan demikian, persoalan ini telah melahirkan citra yang buruk terhadap Buhari Matta hari ini. Dampak yang muncul atas polemic ini, masyarakat Kolaka secara umum menyimpan stigma yang buruk. Hal ini terungkap dari beberapa pernyataan masyarakat yang mengatakan Buhari Matta telah menjual Pulau Lemo, bagaimana jika dia (Buhari red) kembali menjadi Bupati di Kolaka semua gugusan Pulau di perairan Teluk Bone ini semuanya akan dijual. Padahal, Adel Berty saja yang memimpin Kolaka selama dua periode dan dia adalah putra daerah yang telah memberikan kontribusi riil terhadap masyarakat Kolaka tak pernah terbersit untuk mengeluarkan kebijakan yang kontraversi seperti yang dilakukan Buhari Matta.

Kekuatan dan dukungan Buhari Matta memang tidak dapat dipandang sebelah mata, lantaran sejak ia masih menjabat Bupati Kolaka telah mengatur strategi untuk memenangkan Pilkada Kolaka ini dengan melakukan dua kali mutasi jabatan di lingkup Pemkab Kolaka, dan tentunya mutasi ini dengan menempatkan pejabat yang dinilai memiliki pengaruh baik di level birokrasi maupun di masyarakat lapis bawah.Dari hasil pengamatan di level birokrasi nampaknya pengaruh pejabat yang diangkat dari mutasi terakhir ini nampaknya tidak membawa pengaruh yang luar biasa, dan dengan mudah dipahami sikap dan penerimaan aparat pemerintah Kabupaten Kolaka, hingga hari ini sikap yang muncul nampaknya tidak sesuai dengan keinginan dengan kenyataan di lapangan.

Sesungguhnya, ada perilaku birokrasi yang menjadi tanda betapa Buhari Matta tak lagi mendapat simpatik dari kalangan PNS di Lingkup Pemkab Kolaka ketika dia memimpin apel terakhir, tak ada ungkapan suka cita, ataupun haru disaat sang pemimpin akan meninggalkan tempat tugasnya inilah yang menjadi tanda bahwa Buhari Matta yang selama ini menjadi Kepala Pemerintahan di Kabupaten Kolaka tidak memiliki tempat di hati para PNS di lingkup Pemkab Kolaka.Saat itu PNS yang kebetulan mengikuti apel terakhir tak merespon secara positif penryataan Buhari Matta sebagai Bupati Kolaka dalam amanat apel pagi terakhir itu.Artinya ada sesuatu yang dinilai kurang baik dan tidak mendapat apresiasi sekaligus untuk mendapatkan dukungan dari PNS di Pemkab Kolaka.

Satu lagi yang menarik untuk disimak dalam perjalanan Buhari Matta memimpin Kolaka yakni adanya program Kolaka Lautan Dzikir, dan adanya penutupan kegiatan Desa Model Gerbangkaster yang menghadirkan Menteri Koperasi dan UKM Suryadharmaali, serta artis dangdut di Kolaka. Menurut pengamat kebijakan Publik dan Pembangunan di Kabupaten Kolaka, semestinya program ini tidak perlu diakhiri dengan menggelar acara penutupan.Ini menimbulkan kesan yang kurang baik dalam perjalanan Buhari Matta sebagai pemimpin yang tidak meletakkan programnya sebagai bagian dari program pembangunan milik Pemerintah dan masyarakat Kolaka yang semestinya harus berkelanjutan, kendati dia telah meletakkan jabatannya sebagai Bupati Kolaka program ini tetap dilanjutkan.

Namun menjadi ironis karena program ini harus berhenti lantaran ia tak lagi menjabat sebagai Bupati Kolaka. Kegiatan dzikir yang senantiasa dilakukan oleh Buhari Matta terkesan telah dipolitisasi untuk mendapatkan simpatik dari masyarakat,padahal tanpa disadari kegiatan ini menjadi celah yang cukup berbahaya ketika dilakukan dengan bertendensi politik.Niat Buhari Matta memang cukup bagus, namun sayangnya tidak terkemas dengan baik sehingga kegiatan keagamaan ini justeru mendapat penafsiran lain oleh orang-orang yang tidak senang dengan kegiatan ini.Tentunya, dapat diketahui bahwa diKabupaten Kolaka ini, terdapat ummat yang beragama selain ummat Islam yang memiliki kepentingan terhadap pembinaan dan pengembangan keagamaannya. Kemasan kegiatan Kolaka yang diharapkan dapat menjadi lautan Dzikir kini telah terseret pada upaya kegiatan ritual belaka tanpa menyentuh pada nilai subtansinya sebagai kegiatan religiusitas di Kabupaten Kolaka. Bahkan, beberapa kalangan yang beragama Nasrani merasa ada sesuatu yang tidak beres sebagai bentuk toleransi antar ummat beragama di Kabupaten Kolaka. Dan isu ini telah dijadikan komoditas politik untuk melemahkan pencitraan positif yang selama ini berupaya dibangun oleh Buhari Matta dan pendukungnya.

Mengapa harus Memilih Amir Sahaka sebagai Wakil Bupati

J

atuhnya pilihan kepada Amir Sahaka sebagai calon wakil Bupati Kolaka sesungguhnya telah melalui pertimbangan yang cukup panjang. Mengapa Buhari Matta mantap memilijh Amir Sahaka sebagai wakil terungkap bahwa posisi Amir Sahaka yang dianggap dapat mendongkrat perolehan suara di kalangan komunitas guru di Kabupaten Kolaka yang jumlahnya cukup besar, dimana Amir Sahak masih menjabat sebagai Ketua PGRI Kabupaten Kolaka. Dengan terpilihnya Amir Sahaka sesungguhnya bukan tanpa rintangan secara politis di dalam perjalanan Buhari Matta untuk dapat memenangkan putaran Pilkada Kolaka 2008 ini.

Dari proses penetapan Amir Sahaka sebagai calon Wakil Bupati Kolaka yang mendampingi Buhari Matta telah menimbulkan persoalan yang cukup dilematis.Salah satunya adalah munculnya kekecewaan diantara figure cawabup yang bersaing untuk mendapatkan dukungan dari orang-orang yang menentukan pilihan untuk Buhari Matta, ada beberapa nama yang sebelumnya melakukan manuver baik di partai maupun lewat orang-orang yang memiliki pengaruh ke Buhari Matta, sebut saja Rais Galu, Hasdin Al-Juddawie,dan Sabaruddin Labamba.Kendati ketiga nama ini telah berupaya untuk memaksakan diri untuk berpasangan dengan Buhari Matta, namun pada akhirnya Buhari Matta mantap memilih Amir Sahaka kendati tidak memiliki dunkungan dari partai manapun.

Polemik soal wakil ini bahkan sampai pada tingkat elit Partai Persatuan Pembangunan di Sulawesi Tenggara.Dengan adanya polemic ini tentunya dapat diterka ada kekecewaan dari ketiga nama yang ingin mendampingi Buhari Matta, Rais Galu meski tidak pernah menyatakan secara terbuka rasa kecewanya namun dapat dilihat dari sikap politiknya pasca ditetapkannnya Amir Sahaka sebagai pasangan Buhari Matta. Rais galu dan pendukungnya dari lingkkungan keluarganya dulunya mendukung Buhari Matta kini telah beralih haluan mendukung calon Bupati yang lain.Yang pasti Bukan Buhari Matta lagi. Bahkan ditenggarai telah terjadi disharmonisasi di internal keluarga Amir Sahaka dengan Rais galu yang masih kerabat dekatnya.

Salah satu yang dilirik Buhari Matta adalah kekuatan PGRI Kolaka yang melekat di Amir Sahaka. Namun untuk potensi dukungan PGRI sebagai organisasi profesi guru di Kabupaten Kolaka ini, nampaknya tidak dapat dijadikan ukuran untuk memenangkan pasangan BM-AS. Realitas yang terjadi hari ini adalah komunitas guru yang ada di Kabupaten Kolaka hari ini tak sepenuhnya merasakan keberpihakan sekaligus perjuangan Amir Sahaka sebagai Ketua PGRI Kolaka yang dirasakan oleh elemen masyarakat yang berprofesi sebagai guru. Kalaupun ada yang merasakan manfaatnya sangat terbatas dikalangan orang-orang yang dekat kepada pribadi Amir Sahaka. Memang kesederhanaan Amir Sahaka sejak memimpin Dinas Dikmudora Kolaka tak dapat dipungkiri sebagai salah satu point penting, namun lagi-lagi point ini tidak cukup untuk meraup dukungan dari komunitas guru di Kabupaten Kolaka dalam Pilkada Kolaka ini. Dari beberapa wawancara yang dilakukan kepada guru dan kepala sekolah yang ada di lingkup Dikmudora Kabupaten Kolaka tidak setuju dengan pola gerakan yang dilakukan pengurus PGRI Kabupaten Kolaka yang sengaja menyeret PGRI Kolaka ke arena politik. Inilah yang menjadi kelemahan dan implementasi pergerakan yang dilakukan PGRI Kolaka.

Persoalan tak hanya sampai disitu, Amir Sahaka juga kendati telah resmi berpasangan dengan Buhari Matta namun masih ada persoalan yang cukup berbahaya dan jika persoalan ini terus ditekan oleh elemen pro-penegekkan supremasi hukum di Kolaka maka Amir Sahaka akan menghadapi sebuah jurang yang cukup terjal untuk mengantarkan harapan Buhari Matta untuk dapat mengusasi kembali kursi Bupati Kolaka periode 2008-2013. Hingga kini kasus DAK (Dana Alokasi khusus) yang telah terungkap di Kejaksaan Negeri Kolaka.

Melihat terbangunnya koalisis 14 Partai Politik di Kabupaten Kolaka, dimata pengamat Politik lokal Kabupaten Kolaka, sesungguhnya hal ini akan menjadi bumerang buat pasangan BM-AS. Dengan jumlah partai politik yang begitu banyak menyalurkan dukungannya tentunya memiliki konsenkuensi disaat BM-AS terpilih, yakni Buhari Matta harus memberikan porsi besar kepada pengurus Partai Politik yang mendukungnya,dan mayoritas pengurus partai politik di Kolaka adalah berprofesi sebgai pengusaha di bidanng jasa konstruksi, artinya semua paker proyek yang ada nantinya lebih dinikmati oleh pendukungnya yang mayoritas golongan pengusaha, lalu porsi untuk masyarakat lapis bawah tentunya tidak ada lagi. Semua telah dimonopoli oleh kelompok pengusaha. Ini lah yang menjadi persoalan yang terus bergerak sebagai opini buruk Buhari Matta hari ini. Banyak partai pendukung berarti banyak utang politik yang harus dibayar.Dari realitas politik ini sesungguhnya masyarakat Kolaka cukup kritis dengan fenomena ini.(**)


AKSI MAHASISWA USN KOLAKA

Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa USN Kolaka Nyaris Bentrok

Aksi unjuk rasa dari gabungan aktivis mahasiswa IMPAK Makassar dan Kendari pada hari Selasa (21/9) yang mengecam tindakan Rektor Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka, Ashari,STTp,MSi yang dinilai sangat otoriter dalam mempimpin elemen termasuk mahasiswa,nyaris bentrok.

Tak hanya mengecam tindakan rektor yang memecat ketua BEM dan MPM USN Kolaka , mahasiswa yang memulai aksinya dengan berjalan kaki dari depan Stadion Gelora Balandete, kemudian berhenti di depan kampus USN Kolaka Sekitar pukul 09.00 Wita. Dikawal ketat aparat kepolisian dari Polres Kolaka, rombongan aktivis mahasiswa mulai melakukan orasi, bahkan sejumlah mahasiwa memaksakan untuk masuk ke dalam kampus dengan pagar yang sengaja ditutup oleh satpam kampus dan dijaga juga oleh puluhan mahasiswa yang pro dengan rektornya. Aksi saling dorong dan saling lempar potongan kayu di depan pintu pagar USN Kolaka antara mahasiswa pendemo dengan pro rektor pun sempat memacetkan arus lalulintas, jalan di depan kampus.

Melihat aksi mahasiswa penentang kebijakan Ashari selaku rektor USN Kolaka bakal memicu tindakan anarkis dan kekerasan di kampus itu, pihak aparat keamanan dari Polres Kolaka meminta Koordinator lapangan aksi unjuk rasa itu, Rusbi Ramayadi untuk melanjutkan aksinya menuju kantor Bupati zKolaka.

Di kantor Bupati Kolaka, rombongan mahasiswa diterima oleh Sekab Kolaka Drs H.A.Syahruddin.M.Msi, dalam dialog yang berlangsung di pelataran kantor Bupati Kolaka mereka mendesak Pjs. Bupati Kolaka, Drs.M.Ali Nur.MSi agar Rektor USN Kolaka segera dicopot dari jabatannya.Ketegangan pun terjadi antar Sekab Kolaka dengan mahasiswa yang menolak ketika Sekab Kolaka mengatakan masalah ini akan dikomunikasikan ke Bupati Kolaka Drs.Buhari Matta.’’ Saya selaku Ketua Yayasan USN Kolaka akan membicarakan tututan adik-adik mahasiswa kepada Bapak Buhari Matta,’’kata Sekab Kolaka dihadapan pengunjuk rasa.

Mahasiswa serta-merta menyergah pembicaraan Sekab, bahwa Drs Buhari Matta bukan lagi Bupati Kolaka yang menjadi Ketua Wali Amanah USN Kolaka.’’Kenapa dibicarakan sama Buhari Matta sementara di Bukan lagi Bupati Kolaka, secara otomatis jabatan wali amanah itu dijabat Ali Nur selaku pejabat Bupati Kolaka,ini semakin tidak jelas kalau harus dibicarakan sama Buhari Matta’’ ketus Jumrisal.

Usai melakukan aksi di Kantor Bupati Kolaka yang meminta Rektor USN Kolaka segera diganti,kemudian audit keuangan USN Kolaka,mereka melanjutkan pertemuan dengan anggota DPRD Kolak, hari itu mereka diterima oleh salah satu anggota DPRD Kolaka dari Komisi Bidang Pendidikan, Parmin Dasir,SE. ‘’Secara kelembagaan DPRD Kolaka dan pribadi saya sangat mengecam tindakan kekerasan yang terjadi Kampus USN, mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa di pukuli, ini perlu disikapi secara tegas pihak aparat kepolisian untuk menangkap pelaku pemukulan mahasiswa’’ ungkap Parmin.

Sementara itu, Rektor USN Kolaka melalui Kabag Humas USN,Bakri Mendong mengatakan pihaknya menilai aksi yang dilakukan sekelompok mahasiswa USN itu tidak lagi sesuai dengan koridor yang berlaku di kampus.’’ Mereka yang melakukan aksi itu sebenarnya mereka bukan lagi berstatus mahasiswa tetapi sudah di drop out (DO) karena bermasalah secara akademik,’’ungkap Bakri Mendong ketika dikonfirmasi kepada sejumlah wartawan di Kampus.

Terkait adanya tuntutan agar Rektor USN Kolaka, Ashari agar diganti.Ia mengatakan, tuntutan mahasiswa itu ada mekanismenya,’’ Kita tidak bisa serta-merta mengganti Rektor,tanpa mengikuti prosedur baku yang telah diatur dalam anggaran dasar dan rumah tangga Yayasan USN Kolaka. Jadi silahkan saja mereka menuntut ke Bupati Kolaka,’’ katanya menambahkan,(rid)

Mengenal Lebih Dekat :

Kadiskoperindag dan UKM Kabupaten Kolaka Gandi,SE

Sebagai seorang yang mendalami ilmu yang berkutat tentang keuangan, sosok Gandi,SE yang kini menjabat Kepala Dinas Koperasi,Perindustrian Perdagangan dan UKM di Kabupaten Kolaka tak perlu diragukan lagi kemampuannya dalam memenej kegiatan yang berbau administrasi dan akuntansi. Karena kemampuannya itu pula yang mengantarkan dirinya dipercaya sekaligus diberikan tanggungjawab oleh Bupati Kolaka, Drs H. Buhari Matta, Msi untuk menjabat Kepala Bagian Keuangan Pemkab (Pemerintah Kabupaten ) Kolaka. Dan ia nampaknya sukses menjalankan tugas dengan penuh resiko itu,bahkan system pengelolaan keuangan Pemkab Kolaka mendapat penilaian terbaik se-Kawasan Indonesia Timur.

Perjalanan karirnya sebagai pegawai negeri sipil di Kabupaten Kolaka dimulainya dari bawah dan pelan-pelan karirnya terus merangkak naik hingga akhirnya, saat ini masih menjabat sebagai Kepala Dinas Koperindag dan UKM Kabupaten Kolaka.

Sebagai Kepala Dinas Koperindag Kabupaten Kolaka, ia bertanggungjawab terhadap segala macam kebutuhan industry dan perdagangan serta koperasi yang ada di Kabupaten Kolaka, termasuk kebutuhan Sembilan bahan pokok (sembako) menjadi pekerjaannya untuk mengendalikan harga pasar. Tak jarang untuk melihat langsung kondisi perekonomian masyarakat Kolaka, ia tak segan-segan melakukan kunjungan kerja ke beberapa pasar di Kabupaten Kolaka.

‘’Tahun ini kita punya program pemberian minyak goreng kepada masyarakat miskin di Kolaka dengan harga yang jauh lebih murah dengan minyak goreng yang dijual di pasar, kegiatan ini adalah program yang berjalan di seluruh Indonesia sebagai bentuk kepedulian pemerintah dalam mengatasi kesulitan masyarakat khususnya di bulan ramadhan dan menjelang lebaran nantinya,’’ ungkap Gandi SE kepada wartawan Koran ini Senin,pekan lalu di ruang kerjanya.

Pejabat low profile ini, cukup akrab dikalangan jurnalis dan aktivis LSM di Kabupaten Kolaka, pasalnya ia Nampak terbiasa dengan diskusi dengan jurnalis dan aktivis LSM sekalipun itu di jelan atau di tempat parker. ‘’saya tak peduli dengan orang yang mengatakan saya akan kehilangan wibawa, itu sudah using prinsip menjaga wibawa yang tidak tepat diterapkan sebagai pelayan masyarakat,karena kita ini khan pelayan masyarakat,jadi siapapun kita tidak perlu membedakan statusnya,termasuk Bupati kita layani sama seperti masyarakat lainnya,’’ jelas Gandi.(ridwandemmatadju)

Kamis, 28 Agustus 2008

LIPUTAN POLITIK DARI KOLAKA

Setelah ditetapkan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kolaka periode 2008-2013 oleh KPUD Kolaka, masing-masing Buhari Matta-Amir Sahaka, Firdaus Tahrir-H.Djalil, Amir Badi-Halim Malhap, dan Sungguh Zakaria. Ada lima pasang yang akan berjuang untuk merebut kursi kekuasaan di Kolaka.

Tahapan pendaftaran telah dilewati, kemudian pencabutan nomor urut pun telah berlangsung pada tanggal (28/8). Dua pasang calon dinyatakan gugur setelah diverifikasi oleh KPUD Kolaka, yakni pasangan Sainal Amrin-Nakean Beddu dan H. Ambo Saleh. Sainal Amrin yang memaksakan diri menggunakan pintu Golkar rupanya tak bias berbuat banyak, selain melakukan aksi pengrusakan kantor Golkar Kolaka.

Nampaknya, KPUD Kolaka hanya menerima berkas dari Firdaus Tahrir sebagai calon yang berhak secara hokum untuk menggunakan pintu Golkar. Tak ayal lagi aksi pengrusakan kantor Golkar Kolaka ini pun telah dilaporkan ke pihak aparat kepolisian setempat.

Bagaimana kekuatan dan dukungan masyarakat Kolaka terhadap lima pasang calon bupati dan wakil bupati Kolaka ini ?

Popularitas Buhari Matta sebagai calon incumbent hari ini nampaknya mengalami penurunan yang cukup kuat. Pasalnya posisi yang dulu BM tak lagi dapat berbuat banyak untuk melakukan gerakan hingga menggunakan kekuatan birokrasi di lingkup Pemkab Kolaka. Termasuk beberapa hasil investigasi yang terungkap di beberapa kecamatan, sejumlah kepala desa yang dulu diklaim sebagai pendukung setia dari BM, kini mulai membelok ke pasangan lainnya.Termasuk beberapa pejabat yang dulunya diberikan jabatan strategis di lingkup Pemkab Kolaka mulai terang-terangan menyatakan tidak lagi mendukung Buhari Matta yang berpasangan dengan Amir Sahaka.

Bahkan beberapa orang yang mengaku sebagai tim sukses Buhari Matta mengatakan bahwa dirinya pesimis untuk bias memenangkan BM-AS lantaran banyaknya isu miring yang sengaja dihembuskan oleh lawan politik BM-AS hingga kini tak dapat discounter, untuk mengimbangi isu miring tersebut. Dia melihat banyak kelemahan yang ada di tim sukses BM adalah tidak terpolanya gerakan dan strategi untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat Kolaka yang cukup dinamis dalam menghadapi Pilkada langsung ini. Dari pemantauan di beberapa desa dan kecamatan yang selama ini diklaim sebagai basis Buhari Matta kini tak lagi dapat dijadikan ukuran. Bahkan sejumlah masyarakat Kolaka berpendapat kritis dengan mencalonkannya kembali BM, salah satu alasan mereka untuk tidak mendukung duet Buhari-Amir Sahaka, lantaran dia bukan putra daerah, inilah yang menjadi isu dalam Pilkada Kolaka adanya sentimen etnis yang sengaja dikembangkan oleh lawan politik BM, kendati Amir Sahaka dijadikan representasi sebagai putra daerah.

Namun kenyataannya popularitas dari Amir Sahaka nampaknya tidak dapat menepis isu putra daerah, sekaligus tidak mampu meraup perolehan suara di daerah kelahiran Amir Sahaka di Mowewe. Dipilihnya Amir Sahaka, menurut pengamat politik local di Kolaka mengatakan, memang melalui pertimbangan yang cukup panjang. Amir Sahaka dipilih BM lantaran posisinya sebagai Ketua PGRI Kolaka. Kekuatan inilah yang dilirik BM untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat Kolaka yang berprofesi sebagai guru di Kolaka.

Dari beberapa fenomena yang terjadi atas gejolak politik jelang pilkada ini, PGRI Kolaka nampaknya tidak solid untuk mendukung penuh Ketuanya, Amir Sahaka. Hal ini terjadi karena sejumlah pengurus PGRI Kolaka yang memanfaatkan momen ini terkesan tidak piawai untuk menarik simpati dari komunitas guru di Kolaka. Sejumlah Kepala Sekolah yang ditemui Jurnalis Perintis Nusantara, mengatakan ketidaksetujuannya jika PGRI diseret ke wilayah politik.’’ Sebenarnya tanpa PGRI kita bisa mendukung Amir Sahaka, secara moral kita akan merasa bangga jika Amir Sahaka sukses jadi wakil bupati Kolaka,’’ ungkap salah seorang kepala sekolah yang enggan ditulis identitasnya.

Kelemahan yang nampak atas gerakan politik yang dibangun tim suksesnya BM-AS adalah banyak orang-orang yang merasa pahlawan untuk memenangkan pertarungan politik.Sehingga terlihat kacau dilapangan. Dampaknya masyarakat Kolaka tidak terpengaruh untuk mendukung pasangan ini.

Munculnya isu putra daerah setidak ada calon yang diuntungkan, yakni pasangan Harun Rahim dan Firdaus Tahrir yang cukup kental sentiment kedaerahannya di Kolaka. Harun Rahim adalah calon yang berpeluang untuk meraup suara dari masyarakat pribumi di Kolaka. Termasuk Firdaus Tahrir dan Amir Badi. Kekuatan yang dimiliki Harun Rahim adalah dia putra daerah dan memiliki kekerabatan yang cukup luas di Kolaka. Demikian pula dengan Firdaus Tahrir, dia adalah putra daerah, asli anak Kolaka.

Jika dilihat dari kekuatan dan popularitas Firdaus Tahrir tak dapat dipungkiri kiprahnya sebagai politisi muda yang ulung di Kolaka, sejak dia terjun di dunia politik sejumlah prestasi gemilang telah dicapainya, sebagai Ketua DPRD Kolaka, anggota DPRD Sultra dan yang tak kalah hebatnya adalah dia saat ini telah memimpin partai Golkar Kolaka setelah berseteruh dengan Sainal Amrin di arena Musdalub di Makassar.Inilah yang menjadi indikator kekuatan Firdaus Tahrir. Selain itu, dari segi kekerabatan dan kekeluargaan yang dimiliki Firdaus Tahrir di Kolaka tak diragukan lagi, dia adalah anak pejuang/vetran di Kolaka, H. Tahrir yang cukup dikenal masyarakat Kolaka hingga hari ini. Jadi potensi kekeluargaan yang dimiliki Firdaus memang harus diperhitungkan oleh calon bupati lainnya. Dia termasuk memiliki kekerabatan yang cukup kental di Kolaka dan memiliki nilai jual di masayarakat Kolaka, apalagi dia masih berusia muda. Inilah keunggulan yang dimiliki Firadaus Tahrir berpasangan dengan H. Dajlil yang juga memiliki kekuatan dan dukungan dari masyarakat Kolaka. Selain itu, dia figure pengusaha sukses di Kolaka hari ini.

Dari beberapa hasil pengamatan politik Pilkada Kolaka, dari lima pasang calon bupati dan wakil bupati Kolaka, kelemahan Buhari Matta nampaknya terus menerus diungkap, termasuk program yang selama ini dijadikan kebangggannya Demo Gerbangmastra dan sejumlah penghargaan atas prestasinya memimpin Kolaka yang jumlahnya 13 penghargaan nampaknya tidak mampu meredam isu miring yang masih terus berhembus menjelang tahapan kampaye calon Bupati dan Wakil Bupati Kolaka. Pendapat beberapa tokoh masyarakat di Kolaka menilai, program kerja Buhari Matta Demogerbangmastra tidak memberikan manfaat kepada masyarakat Kolaka. Bahkan menimbulkan kecemburuan terhadap masyarakat.Masyarakat Kolaka hari ini adalah masyarakat yang mulai jenuh dengan janji-janji politik, mereka nampaknya akan menentukan pilihannya sendiri berdasarkan hasil pengamatan yang telah tersaji di depan mata. Apakah harus memilih Harun Rahim, BM, Firdaus Tahrir, Amir Badi atau Sungguh Sakaria kembali atau tidak. Masyarakatlah yang akan lebih memahami.(**)

KRISIS BBM PENGECER BENSIN MENJAMUR

Sejak dinaikkannya harga Bahan Bakar Minya (BBM) oleh Pemerintah Pusat, nampaknya kelangkaan BBM semua jenis semakin dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia tak terkecuali masyarakat di Kabupaten Kolaka. Kelangkaan BBM ini dipicu oleh disparitas harga yang cukup menggiurkan keuntungan yang dapat diraup oleh oknum-oknum petugas di Kolaka. Dan tak hanya oknum petugas yang mulai bermain minyak. Masyarakat di sekitar SPBU yang ada di Kolaka juga melihat peluang keuntungan itu dan mereka kini yang menguasai antrian panjang BBM di SPBU di Kabupaten Kolaka.

Kendati pihak Pemerintah Kabupaten Kolaka melalui Dinas Pertambangan Kabupaten Kolaka telah melakukan penertiban dan pengawasan secara langsung di semua SPBU di Kolaka, nampaknya ulah nakal dari spekulan BBM ini tak bergeming dengan tindakan petugas Satpol PP yang sengaja diturunkan oleh Pemkab Kolaka. Bahkan rapat dengan sejumlah pihak terkait dengan distribusi BBM di Kolaka dengan mengundang MUSPIDA Kolaka juga telah disepakati bahwa pihak SPBU tidak dibenarkan melayani jerigen. Namun pada kenyataannya di SPBU di Kelurahan Kolakaasi, secara terbuka pihak petugas SPBU tetapi melayani spekulan BBM tersebut dengan dalih yang tidak rasional.

Pantauan jurnalis Perintis Nusantara, Kamis (28/8) di lokasi SPBU Kolakaasi terlihat petugas dari Dinas Pertambangan dibantu dengan aparat Pol PP Kolaka tidak dapat berbuat banyak. Bahkan, ketika jurnalis Perintis Nusantara mengambil gambar ulah mereka yang cukup meresahkan konsumen ini terkesan menghalang-halangi tugas peliputan ini. Salah seorang spekulan BBM ini mengatakan bahwa kegiatan ini mendapat izin dari Dinas Pertambangan Kolaka, tetapi setelah diminta untuk memperlihatkan surat izin dari dinas pertambangan Kolaka. Spekulan BBM ini tidak dapat menunjukkan surat izin dimaksud.

Salah seorang sopir mobil angkutan penumpang dalam kota Kolaka mengungkapkan kekesalannya dengan begitu banyaknya spekulan BBM yang membeli BBM jenis premium di SPBU Kolakaasi ini.’’ Seharus pihak SPBU Kolakaasi ini tidak melayani mereka, karena merekalah biang kelangkaan BBM di Kolaka. Mereka sengaja membeli dengan jerigen dengan harga Rp.7000-8000. Kemudian mereka menjualnya dengan harga Rp 10.000/botol. Jadi bisa dibayangkan keuntungan yang mereka dapatkan,’’ ungkap sopir yang enggan ditulis identitasnya kepada Perintis Nusantara.

Selain kelangkaan jenis premium, rupanya jenis solar juga mengalami kondisi yang sama. Dari hasil penelusuran jurnalis di sejumlah SPBU di Kolaka. Kelangkaan BBM jenis solar ini juga ditenggarai adanya sejumlah oknum petugas dan pengusaha nakal yang sengaja menampung BBM untuk di jual kepada pihak perusahaan di Pomalaa, utamanya perusahaan yang bergerak di industri pertambangan. Modusnyapun nyaris sama dengan spekulan BBM jenis premium di beberapa SPBU di Kolaka. Mereka membeli dengan menggunakan mobil dengan tangki yang sudah direkayasa agar dapat menampung bahan baker dengan jumlah besar.Dan dilakukan secara berulang hingga 5 kali dalam beberapa jam saja. Setelah itu, mereka menampungnya di sebuah tempat yang tersembunyi dengan wadah drum. Pihak kepolisian Kolaka telah menangkap pengusaha BBM dan spekulan dengan sejumlah barang bukti berupa ratusan ton drum yang kini telah diamankan di Mapolres Kolaka dan di Kantor Kejaksaan Negeri Kolaka. Namun ada kejanggalan yang terlihat hari ini, tersangkanya masih bebas berkeliaran di Kolaka.

Pengamatan Koran ini, di Kolaka saat ini telah menjamur pengecer bensin di sepanjang jalan Kota Kolaka. Dampak dari kenaikan BBM di Kolaka telah menimbulkan kemacetan roda perekonomian secara mikro.’’ Saya melihat kelangkaan BBM di Kolaka telah melemahkan potensi ekonomi masyarakat di Kolaka, masyarakat Kolaka saat ini terpukul dengan kelangkaan BBM,’’ ujar pedagang kaki lima di Kolaka.


Selasa, 26 Agustus 2008

JENDELA KOTA KOLAKA






Kota Kolaka menjadi tumpuan harapan kita semua, Kolaka adalah kota yang menjanjikan kedamaian, meski saat ini sementara di Kolaka lagi ada hajatan politik untuk memilih pemimpin baru, setelah Drs.Buhari Matta tak lagi memimpin di Kolaka. Namun Kali ini, Buhari Matta bersama Amir Sahaka kembali mencalonkan diri untuk dipilih kembali oleh seluruh masyarakat Kolaka. Tak hanya Buhari, ada juga Firdaus Tahrir, Harun Rahim yang ikut mencalonkan diri. Satu hal yang perlu diingat bahwa siapa pun yang terpilih nantinya stabilitas daerah harus tetap kondusif.Bung !
Ismoel Aksan, anak pertama Ridwan Demmatadju
Achmad Alikar Mufli anak kedua Ridwan Demmatadju sejaka kecil sudah harus didekatkan dengan IT

Keluarga Bahagia

Ridwan Demmatadju bersama keluarganya, ini anak ketiga Nurul Hasanah As-Syahrah.
Kelurahan Watuliandu, Kecamatan Kolaka telah mewakili Kabupaten Kolaka lomba kebersihan di tingkat Nasional. Namun sayangnya nilai kebersihan yang telah diperoleh itu nampaknya tidak dapat bertahan lama. Saat ini jika Anda masuk ke Watuliandu sampah terlihat berserakan di pinggir jalan.

Kegiatan Kolaka EXPO 2008 yang baru saja dilaksanakan di Kolaka, kegiatan ini merupakan upaya untuk menggerakkan roda perekonomian masyarakat Kolaka, hanya saja kegiatan ini nampaknya tidak akan berlanjut lagi lantaran lokasi yang biasa dipakai oleh panitia dari LSP2 K telah digunakan oleh pemiliknya H. Dahri Pawakkang, dilokasi ini tidak lama lagi akan berdiri Kolaka Mall. Sekretaris Panitia Kolaka Expo 2008 Ridwan Demmatadju, kegiatan ini menjadi puncak kegiatan LSP2 K. Kami tidak tahu mau bikin apa lagi setelah tempat ini diambil alih pemiliknya untuk dijadikan mall.(muhlismuin)
Ridwan Demmatadju, Pemimpin Redaksi Latambaga Media Weblog. Web ini dibuat sebagai sarana informasi dan komunikasi masayarakat yang peduli dengan kolaka. Selain itu media online ini akan melakukan peliputan berita dan foto. Bagi yang berminat untuk ikut bergabung kami sebagai pengelolah dengan senang hati menerima kedatangannya.(redaksi)

Kolaka Terkini


inilah rumah sekretaris kabupaten kolaka yang baru dibangun

DAPUR REDAKSI

Pemimpin Redaksi/Penanggungjawab : Ridwan Demmatadju
Redaktur Pelaksana : Muhlis Muin
Sekretaris Redaksi : Junaedi
Reporter : Ishak Mustafa, Herman Syahruddin