Selasa, 23 September 2008

WACANA POLITIK 2008

FOTO : Baliho Calon Bupati Kolaka Di Depan RSU Kolaka

Membaca Peta Politik PilkadaKolaka


Pasca mundurnya Buhari Matta-Harun Rahim sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kolaka,pemerintahan di Kabupaten Kolaka kini dijabat oleh, M Drs. Ali Nur,Msi yang seblumnnya jabatan Bupati Kolaka berada ditangan Sekretaris Kabupaten. Drs H. A. Syahrudin M. M.Si. Tentunya, roda pemerintahan di Kabupaten Kolaka sedikit mengalamai perubahan yang cukup signifikan dengan mundurnya Buhari Matta-Harun Rahim untuk mencalonkan kembali dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang dilaksanakan secara langsung dan untuk pertama kali di Kabupaten Kolaka. Dan tahapan pilkada telah memasuki tahapan penetapan nomor urut calon papasangan Bupati dan Cawabup Kolaka oleh KPUD Kolaka. Masing-masing No 1 Drs. H. Amir Badi, M.Si berpasangan dengan Letkol (pur) H. Halim Malhap sebagai pasangan dari calon perseorangan atau Independen, diikuti Drs. Sungguh Zakaria-Muchlis dengan nomor urut 4 , Sementara untuk pasangan yang diusung dari Partai Politik, adalah Buhari Matta-Amir Sahaka dengan nomor urut 2 pasangan ini diusung oleh 14 koalisi partai itu adalah PPP,PKB,PDIP,PPRN,PKPI,PNBK,Hanura,PAN,PBR,PKS, kemudian pasangan Harun Rahim yang berpasangan dengan Ramli Madjid diusung oleh Partai Demokrat,Partai Bulan Bintang dan Partai Pelpor, dengan nomor Urut 3 dan Firdaus Tahrir berpasangan dengan H.Djalil diusung oleh Partai Golongan Karya dengan nomor urut 5. Ada lima pasang calon Bupati dan Cawabup Kolaka yang akan maju dalam pilkada langsung yang akan digelar bulan oktober 2008 dengan jumlah wajib pilih mencapai 200.000.jiwa wajib pilih di 20 kecamatan, dengan penyebaran di 213 desa.Se-Kabupaten Kolaka.

Analisis Kekuatan dan dukungan Calon Bupati Kolaka Periode 2008-2013

Buhari Matta-Amir Sahaka,(BM-AS) adalah pasangan yang dilahirkan dari koalisi beberapa partai politik di Kolaka yang mana Buhari Matta saat ini adalah ketua PPP Kolaka, tentunya tidak dapat jalan sendiri untuk mencalonkan diri sebagai Bupati Kolaka, Partai PPP Kolaka harus menggalang dukungan dengan partai lain. Dan Buhari Matta berhasil menggandeng sedikitnya 14 Koalisi yang berbaris di belakangan pasangan Buhari Matta, tentunya ini menjadi kekuatan dari pasangan BM-AS sekaligus menjadi kelemahan jika tidak dapat dimenej dengan baik potensi yang ada di partai tersebut. Hingga hari ini kekuatan BM-AS masih signifika di beberapa kecamatan dan desa di Kabupaten Kolaka, hal ini dapat dibenarkan dengan posisi BM-AS sebelumnya adalah Bupati Kolaka dan Amir Sahaka adalah Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga dan Ketua PGRI Kabupaten Kolaka.

Munculnya kekuatan sekaligus dukungan dari masyarakat sebenarnya bukan secara tiba-tiba kemunculannya namun telah diupayakan secara sistematis dan terselubung melalui program kerja Gerbangmastra kemudian DEMOGERBANGMASTRA, sebagai program kerja yang dinilai oleh sejumlah kalangan masyarakat di Kolaka sebagai program yang sarat dengan kepentingan politik jangka panjang termasuk untuk menarik simpatik dari masyarakat dan stakeholder di Kabupaten Kolaka. Program kerja ini lah yang menjadi brandmarket (merek dagang) dari Buhari Matta, Kendati program ini diklaim sebagai program yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskianan dan mengangkat harkat dan matabat masyarakat Kolaka yang hidup dibawah garis kemiskinan.Namun dalam perjalanananya banyak mengalami distorsi/penolakan dari masyarakat yang merasa program ini hanya menimbulkan kecemburuan sosial. Dari beberapa penelusuran kepada desa sasaran program Demogerbangmastra ini,terungkap kegiatan ini nampaknya tidak membawa azas manfaat langsung kepada masyarakat. Jadi wajar saja jika terjadi distorsi yang datangnya dari masyarakat di desa itu sendiri. Selain itu, beberapa sumber mengatakab kegiatan ini terkesan hanya untuk mengejar popularitas, tidak memiliki sasaran yang dapat dipertanggungjawabkan akuntabilitasnya dalam penggunaan keuangannnya lantaran item kegiatan ini tidak tertuang dalam APBD Kabupaten Kolaka.

Sebelumnya program Gerbangmastra diawali dengan Gerbangkaster, program ini kurang lebih sama, perbedaannya hanya terletak pada teknik dan operasional di desa yang menjadi lokasi sasaran. Namun tujuannya adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Buhari Matta identik dengan program yang digulir selama 3 Tahun. Sayangnya program ini tidak diikuti dengan monitoring dan evaluasi yang komprehensif sehingga dapat disimpulkan program ini tidak mencapai sasaran yang tepat.Kendati hingga berakhirnya masa jabatan Buhari Matta program ini oleh Buhari Matta dianggap berhasil meningkatkan taraf kehidupan masyarakat Kabupaten Kolaka. Sejatinya, program Demogerbangmastra yang selalu dijadikan ukuran keberhasilan Buhari Matta memimpin di Kabupaten Kolaka terselubung upaya untuk mendulang popularitas di kalangan masyarakat lapis bawah. Memang harus diakui dengan program ini Buhari Matta menjadi populer di kalangan masyarakat melalui pemberitaan media cetak di Kolaka,bahkan untuk menciptakan image/pencitraan yang positif di tengah masyarakat Buhari Matta berani mendatangkan artis ibukota dan mengundang secara khusus menteri koperasi dan UKM Suryadharmaali yang tak lain adalah ketua umum Partai Persatuan Pembangunan untuk menutup kegiatan ini.

Isu Pulau Lemo Dan Merusak Lingkungan Rusak Citra BMAS

D

imasa kepemimpinan Buhari Matta memang terbilang banyak melahirkan kebijakan yang kontraproduktif dengan visi dan misinya dalam membangun Kolaka. Salah satu kontraversi yang hingga kini masih terus bergulir adalah soal penerbitan izin kuasa penambangan kepada PT Cinta Jaya di Pulau Lemo yang belakangan diketahui tidak mendapat legalitas secara hukum dari pihak terkait termasuk dari kementerian yang mengurusi soal konservasi sumber daya alam.Buntutnya, Buhari Matta mendapat perlawanan dari sejumlah aktivis LSM di Kolaka yang menolak pihak PT Cinta Jaya melakukan eksplorasi dan eksploitasi bahan tambang di pulau tersebut. Dalam perjalanannya perusahaan yang mendapat izin KP dari tangan Buhari Matta harus menghentikan aktivitasnya di pulau yang masih menjadi kawasan konservasi itu. Dan tak hanya sampai disitu,pihak aparat kepolisian dari Mabes Polri telah menurunkan tim untuk menyelidiki polemic soal Pulau Lemo.

Bahkan sejumlah pejabat yang terkait dengan persoalan ini pun telah dimintai keterangannya. Dengan demikian, persoalan ini telah melahirkan citra yang buruk terhadap Buhari Matta hari ini. Dampak yang muncul atas polemic ini, masyarakat Kolaka secara umum menyimpan stigma yang buruk. Hal ini terungkap dari beberapa pernyataan masyarakat yang mengatakan Buhari Matta telah menjual Pulau Lemo, bagaimana jika dia (Buhari red) kembali menjadi Bupati di Kolaka semua gugusan Pulau di perairan Teluk Bone ini semuanya akan dijual. Padahal, Adel Berty saja yang memimpin Kolaka selama dua periode dan dia adalah putra daerah yang telah memberikan kontribusi riil terhadap masyarakat Kolaka tak pernah terbersit untuk mengeluarkan kebijakan yang kontraversi seperti yang dilakukan Buhari Matta.

Kekuatan dan dukungan Buhari Matta memang tidak dapat dipandang sebelah mata, lantaran sejak ia masih menjabat Bupati Kolaka telah mengatur strategi untuk memenangkan Pilkada Kolaka ini dengan melakukan dua kali mutasi jabatan di lingkup Pemkab Kolaka, dan tentunya mutasi ini dengan menempatkan pejabat yang dinilai memiliki pengaruh baik di level birokrasi maupun di masyarakat lapis bawah.Dari hasil pengamatan di level birokrasi nampaknya pengaruh pejabat yang diangkat dari mutasi terakhir ini nampaknya tidak membawa pengaruh yang luar biasa, dan dengan mudah dipahami sikap dan penerimaan aparat pemerintah Kabupaten Kolaka, hingga hari ini sikap yang muncul nampaknya tidak sesuai dengan keinginan dengan kenyataan di lapangan.

Sesungguhnya, ada perilaku birokrasi yang menjadi tanda betapa Buhari Matta tak lagi mendapat simpatik dari kalangan PNS di Lingkup Pemkab Kolaka ketika dia memimpin apel terakhir, tak ada ungkapan suka cita, ataupun haru disaat sang pemimpin akan meninggalkan tempat tugasnya inilah yang menjadi tanda bahwa Buhari Matta yang selama ini menjadi Kepala Pemerintahan di Kabupaten Kolaka tidak memiliki tempat di hati para PNS di lingkup Pemkab Kolaka.Saat itu PNS yang kebetulan mengikuti apel terakhir tak merespon secara positif penryataan Buhari Matta sebagai Bupati Kolaka dalam amanat apel pagi terakhir itu.Artinya ada sesuatu yang dinilai kurang baik dan tidak mendapat apresiasi sekaligus untuk mendapatkan dukungan dari PNS di Pemkab Kolaka.

Satu lagi yang menarik untuk disimak dalam perjalanan Buhari Matta memimpin Kolaka yakni adanya program Kolaka Lautan Dzikir, dan adanya penutupan kegiatan Desa Model Gerbangkaster yang menghadirkan Menteri Koperasi dan UKM Suryadharmaali, serta artis dangdut di Kolaka. Menurut pengamat kebijakan Publik dan Pembangunan di Kabupaten Kolaka, semestinya program ini tidak perlu diakhiri dengan menggelar acara penutupan.Ini menimbulkan kesan yang kurang baik dalam perjalanan Buhari Matta sebagai pemimpin yang tidak meletakkan programnya sebagai bagian dari program pembangunan milik Pemerintah dan masyarakat Kolaka yang semestinya harus berkelanjutan, kendati dia telah meletakkan jabatannya sebagai Bupati Kolaka program ini tetap dilanjutkan.

Namun menjadi ironis karena program ini harus berhenti lantaran ia tak lagi menjabat sebagai Bupati Kolaka. Kegiatan dzikir yang senantiasa dilakukan oleh Buhari Matta terkesan telah dipolitisasi untuk mendapatkan simpatik dari masyarakat,padahal tanpa disadari kegiatan ini menjadi celah yang cukup berbahaya ketika dilakukan dengan bertendensi politik.Niat Buhari Matta memang cukup bagus, namun sayangnya tidak terkemas dengan baik sehingga kegiatan keagamaan ini justeru mendapat penafsiran lain oleh orang-orang yang tidak senang dengan kegiatan ini.Tentunya, dapat diketahui bahwa diKabupaten Kolaka ini, terdapat ummat yang beragama selain ummat Islam yang memiliki kepentingan terhadap pembinaan dan pengembangan keagamaannya. Kemasan kegiatan Kolaka yang diharapkan dapat menjadi lautan Dzikir kini telah terseret pada upaya kegiatan ritual belaka tanpa menyentuh pada nilai subtansinya sebagai kegiatan religiusitas di Kabupaten Kolaka. Bahkan, beberapa kalangan yang beragama Nasrani merasa ada sesuatu yang tidak beres sebagai bentuk toleransi antar ummat beragama di Kabupaten Kolaka. Dan isu ini telah dijadikan komoditas politik untuk melemahkan pencitraan positif yang selama ini berupaya dibangun oleh Buhari Matta dan pendukungnya.

Mengapa harus Memilih Amir Sahaka sebagai Wakil Bupati

J

atuhnya pilihan kepada Amir Sahaka sebagai calon wakil Bupati Kolaka sesungguhnya telah melalui pertimbangan yang cukup panjang. Mengapa Buhari Matta mantap memilijh Amir Sahaka sebagai wakil terungkap bahwa posisi Amir Sahaka yang dianggap dapat mendongkrat perolehan suara di kalangan komunitas guru di Kabupaten Kolaka yang jumlahnya cukup besar, dimana Amir Sahak masih menjabat sebagai Ketua PGRI Kabupaten Kolaka. Dengan terpilihnya Amir Sahaka sesungguhnya bukan tanpa rintangan secara politis di dalam perjalanan Buhari Matta untuk dapat memenangkan putaran Pilkada Kolaka 2008 ini.

Dari proses penetapan Amir Sahaka sebagai calon Wakil Bupati Kolaka yang mendampingi Buhari Matta telah menimbulkan persoalan yang cukup dilematis.Salah satunya adalah munculnya kekecewaan diantara figure cawabup yang bersaing untuk mendapatkan dukungan dari orang-orang yang menentukan pilihan untuk Buhari Matta, ada beberapa nama yang sebelumnya melakukan manuver baik di partai maupun lewat orang-orang yang memiliki pengaruh ke Buhari Matta, sebut saja Rais Galu, Hasdin Al-Juddawie,dan Sabaruddin Labamba.Kendati ketiga nama ini telah berupaya untuk memaksakan diri untuk berpasangan dengan Buhari Matta, namun pada akhirnya Buhari Matta mantap memilih Amir Sahaka kendati tidak memiliki dunkungan dari partai manapun.

Polemik soal wakil ini bahkan sampai pada tingkat elit Partai Persatuan Pembangunan di Sulawesi Tenggara.Dengan adanya polemic ini tentunya dapat diterka ada kekecewaan dari ketiga nama yang ingin mendampingi Buhari Matta, Rais Galu meski tidak pernah menyatakan secara terbuka rasa kecewanya namun dapat dilihat dari sikap politiknya pasca ditetapkannnya Amir Sahaka sebagai pasangan Buhari Matta. Rais galu dan pendukungnya dari lingkkungan keluarganya dulunya mendukung Buhari Matta kini telah beralih haluan mendukung calon Bupati yang lain.Yang pasti Bukan Buhari Matta lagi. Bahkan ditenggarai telah terjadi disharmonisasi di internal keluarga Amir Sahaka dengan Rais galu yang masih kerabat dekatnya.

Salah satu yang dilirik Buhari Matta adalah kekuatan PGRI Kolaka yang melekat di Amir Sahaka. Namun untuk potensi dukungan PGRI sebagai organisasi profesi guru di Kabupaten Kolaka ini, nampaknya tidak dapat dijadikan ukuran untuk memenangkan pasangan BM-AS. Realitas yang terjadi hari ini adalah komunitas guru yang ada di Kabupaten Kolaka hari ini tak sepenuhnya merasakan keberpihakan sekaligus perjuangan Amir Sahaka sebagai Ketua PGRI Kolaka yang dirasakan oleh elemen masyarakat yang berprofesi sebagai guru. Kalaupun ada yang merasakan manfaatnya sangat terbatas dikalangan orang-orang yang dekat kepada pribadi Amir Sahaka. Memang kesederhanaan Amir Sahaka sejak memimpin Dinas Dikmudora Kolaka tak dapat dipungkiri sebagai salah satu point penting, namun lagi-lagi point ini tidak cukup untuk meraup dukungan dari komunitas guru di Kabupaten Kolaka dalam Pilkada Kolaka ini. Dari beberapa wawancara yang dilakukan kepada guru dan kepala sekolah yang ada di lingkup Dikmudora Kabupaten Kolaka tidak setuju dengan pola gerakan yang dilakukan pengurus PGRI Kabupaten Kolaka yang sengaja menyeret PGRI Kolaka ke arena politik. Inilah yang menjadi kelemahan dan implementasi pergerakan yang dilakukan PGRI Kolaka.

Persoalan tak hanya sampai disitu, Amir Sahaka juga kendati telah resmi berpasangan dengan Buhari Matta namun masih ada persoalan yang cukup berbahaya dan jika persoalan ini terus ditekan oleh elemen pro-penegekkan supremasi hukum di Kolaka maka Amir Sahaka akan menghadapi sebuah jurang yang cukup terjal untuk mengantarkan harapan Buhari Matta untuk dapat mengusasi kembali kursi Bupati Kolaka periode 2008-2013. Hingga kini kasus DAK (Dana Alokasi khusus) yang telah terungkap di Kejaksaan Negeri Kolaka.

Melihat terbangunnya koalisis 14 Partai Politik di Kabupaten Kolaka, dimata pengamat Politik lokal Kabupaten Kolaka, sesungguhnya hal ini akan menjadi bumerang buat pasangan BM-AS. Dengan jumlah partai politik yang begitu banyak menyalurkan dukungannya tentunya memiliki konsenkuensi disaat BM-AS terpilih, yakni Buhari Matta harus memberikan porsi besar kepada pengurus Partai Politik yang mendukungnya,dan mayoritas pengurus partai politik di Kolaka adalah berprofesi sebgai pengusaha di bidanng jasa konstruksi, artinya semua paker proyek yang ada nantinya lebih dinikmati oleh pendukungnya yang mayoritas golongan pengusaha, lalu porsi untuk masyarakat lapis bawah tentunya tidak ada lagi. Semua telah dimonopoli oleh kelompok pengusaha. Ini lah yang menjadi persoalan yang terus bergerak sebagai opini buruk Buhari Matta hari ini. Banyak partai pendukung berarti banyak utang politik yang harus dibayar.Dari realitas politik ini sesungguhnya masyarakat Kolaka cukup kritis dengan fenomena ini.(**)


Tidak ada komentar: