Kamis, 28 Agustus 2008

LIPUTAN POLITIK DARI KOLAKA

Setelah ditetapkan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kolaka periode 2008-2013 oleh KPUD Kolaka, masing-masing Buhari Matta-Amir Sahaka, Firdaus Tahrir-H.Djalil, Amir Badi-Halim Malhap, dan Sungguh Zakaria. Ada lima pasang yang akan berjuang untuk merebut kursi kekuasaan di Kolaka.

Tahapan pendaftaran telah dilewati, kemudian pencabutan nomor urut pun telah berlangsung pada tanggal (28/8). Dua pasang calon dinyatakan gugur setelah diverifikasi oleh KPUD Kolaka, yakni pasangan Sainal Amrin-Nakean Beddu dan H. Ambo Saleh. Sainal Amrin yang memaksakan diri menggunakan pintu Golkar rupanya tak bias berbuat banyak, selain melakukan aksi pengrusakan kantor Golkar Kolaka.

Nampaknya, KPUD Kolaka hanya menerima berkas dari Firdaus Tahrir sebagai calon yang berhak secara hokum untuk menggunakan pintu Golkar. Tak ayal lagi aksi pengrusakan kantor Golkar Kolaka ini pun telah dilaporkan ke pihak aparat kepolisian setempat.

Bagaimana kekuatan dan dukungan masyarakat Kolaka terhadap lima pasang calon bupati dan wakil bupati Kolaka ini ?

Popularitas Buhari Matta sebagai calon incumbent hari ini nampaknya mengalami penurunan yang cukup kuat. Pasalnya posisi yang dulu BM tak lagi dapat berbuat banyak untuk melakukan gerakan hingga menggunakan kekuatan birokrasi di lingkup Pemkab Kolaka. Termasuk beberapa hasil investigasi yang terungkap di beberapa kecamatan, sejumlah kepala desa yang dulu diklaim sebagai pendukung setia dari BM, kini mulai membelok ke pasangan lainnya.Termasuk beberapa pejabat yang dulunya diberikan jabatan strategis di lingkup Pemkab Kolaka mulai terang-terangan menyatakan tidak lagi mendukung Buhari Matta yang berpasangan dengan Amir Sahaka.

Bahkan beberapa orang yang mengaku sebagai tim sukses Buhari Matta mengatakan bahwa dirinya pesimis untuk bias memenangkan BM-AS lantaran banyaknya isu miring yang sengaja dihembuskan oleh lawan politik BM-AS hingga kini tak dapat discounter, untuk mengimbangi isu miring tersebut. Dia melihat banyak kelemahan yang ada di tim sukses BM adalah tidak terpolanya gerakan dan strategi untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat Kolaka yang cukup dinamis dalam menghadapi Pilkada langsung ini. Dari pemantauan di beberapa desa dan kecamatan yang selama ini diklaim sebagai basis Buhari Matta kini tak lagi dapat dijadikan ukuran. Bahkan sejumlah masyarakat Kolaka berpendapat kritis dengan mencalonkannya kembali BM, salah satu alasan mereka untuk tidak mendukung duet Buhari-Amir Sahaka, lantaran dia bukan putra daerah, inilah yang menjadi isu dalam Pilkada Kolaka adanya sentimen etnis yang sengaja dikembangkan oleh lawan politik BM, kendati Amir Sahaka dijadikan representasi sebagai putra daerah.

Namun kenyataannya popularitas dari Amir Sahaka nampaknya tidak dapat menepis isu putra daerah, sekaligus tidak mampu meraup perolehan suara di daerah kelahiran Amir Sahaka di Mowewe. Dipilihnya Amir Sahaka, menurut pengamat politik local di Kolaka mengatakan, memang melalui pertimbangan yang cukup panjang. Amir Sahaka dipilih BM lantaran posisinya sebagai Ketua PGRI Kolaka. Kekuatan inilah yang dilirik BM untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat Kolaka yang berprofesi sebagai guru di Kolaka.

Dari beberapa fenomena yang terjadi atas gejolak politik jelang pilkada ini, PGRI Kolaka nampaknya tidak solid untuk mendukung penuh Ketuanya, Amir Sahaka. Hal ini terjadi karena sejumlah pengurus PGRI Kolaka yang memanfaatkan momen ini terkesan tidak piawai untuk menarik simpati dari komunitas guru di Kolaka. Sejumlah Kepala Sekolah yang ditemui Jurnalis Perintis Nusantara, mengatakan ketidaksetujuannya jika PGRI diseret ke wilayah politik.’’ Sebenarnya tanpa PGRI kita bisa mendukung Amir Sahaka, secara moral kita akan merasa bangga jika Amir Sahaka sukses jadi wakil bupati Kolaka,’’ ungkap salah seorang kepala sekolah yang enggan ditulis identitasnya.

Kelemahan yang nampak atas gerakan politik yang dibangun tim suksesnya BM-AS adalah banyak orang-orang yang merasa pahlawan untuk memenangkan pertarungan politik.Sehingga terlihat kacau dilapangan. Dampaknya masyarakat Kolaka tidak terpengaruh untuk mendukung pasangan ini.

Munculnya isu putra daerah setidak ada calon yang diuntungkan, yakni pasangan Harun Rahim dan Firdaus Tahrir yang cukup kental sentiment kedaerahannya di Kolaka. Harun Rahim adalah calon yang berpeluang untuk meraup suara dari masyarakat pribumi di Kolaka. Termasuk Firdaus Tahrir dan Amir Badi. Kekuatan yang dimiliki Harun Rahim adalah dia putra daerah dan memiliki kekerabatan yang cukup luas di Kolaka. Demikian pula dengan Firdaus Tahrir, dia adalah putra daerah, asli anak Kolaka.

Jika dilihat dari kekuatan dan popularitas Firdaus Tahrir tak dapat dipungkiri kiprahnya sebagai politisi muda yang ulung di Kolaka, sejak dia terjun di dunia politik sejumlah prestasi gemilang telah dicapainya, sebagai Ketua DPRD Kolaka, anggota DPRD Sultra dan yang tak kalah hebatnya adalah dia saat ini telah memimpin partai Golkar Kolaka setelah berseteruh dengan Sainal Amrin di arena Musdalub di Makassar.Inilah yang menjadi indikator kekuatan Firdaus Tahrir. Selain itu, dari segi kekerabatan dan kekeluargaan yang dimiliki Firdaus Tahrir di Kolaka tak diragukan lagi, dia adalah anak pejuang/vetran di Kolaka, H. Tahrir yang cukup dikenal masyarakat Kolaka hingga hari ini. Jadi potensi kekeluargaan yang dimiliki Firdaus memang harus diperhitungkan oleh calon bupati lainnya. Dia termasuk memiliki kekerabatan yang cukup kental di Kolaka dan memiliki nilai jual di masayarakat Kolaka, apalagi dia masih berusia muda. Inilah keunggulan yang dimiliki Firadaus Tahrir berpasangan dengan H. Dajlil yang juga memiliki kekuatan dan dukungan dari masyarakat Kolaka. Selain itu, dia figure pengusaha sukses di Kolaka hari ini.

Dari beberapa hasil pengamatan politik Pilkada Kolaka, dari lima pasang calon bupati dan wakil bupati Kolaka, kelemahan Buhari Matta nampaknya terus menerus diungkap, termasuk program yang selama ini dijadikan kebangggannya Demo Gerbangmastra dan sejumlah penghargaan atas prestasinya memimpin Kolaka yang jumlahnya 13 penghargaan nampaknya tidak mampu meredam isu miring yang masih terus berhembus menjelang tahapan kampaye calon Bupati dan Wakil Bupati Kolaka. Pendapat beberapa tokoh masyarakat di Kolaka menilai, program kerja Buhari Matta Demogerbangmastra tidak memberikan manfaat kepada masyarakat Kolaka. Bahkan menimbulkan kecemburuan terhadap masyarakat.Masyarakat Kolaka hari ini adalah masyarakat yang mulai jenuh dengan janji-janji politik, mereka nampaknya akan menentukan pilihannya sendiri berdasarkan hasil pengamatan yang telah tersaji di depan mata. Apakah harus memilih Harun Rahim, BM, Firdaus Tahrir, Amir Badi atau Sungguh Sakaria kembali atau tidak. Masyarakatlah yang akan lebih memahami.(**)

Tidak ada komentar: